Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Hal ini membuat pendapatan ELSA yang bersumber dari klien non-Pertamina mengalami penurunan.
Lebih lanjut, Wahyu tidak membeberkan secara rinci target kinerja ELSA di sisa tahun ini. Kendati demikian, pihaknya berharap pendapatan dan laba bersih perusahaan dapat melanjutkan tren kenaikan hingga akhir tahun nanti.
Untuk itu, ke depan ELSA masih akan mendorong kinerja dua segmen utamanya, yakni jasa distribusi dan logistik energi serta jasa hulu migas.
Baca Juga: Laba anjlok 63%, ini penjelasan managemen Bumi Resources (BUMI)
ELSA juga akan mencoba memaksimalkan lagi serapan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk memacu kinerja perusahaan.
Pada tahun ini ELSA menggelontorkan capex sebesar Rp 1 triliun atau 66,67% lebih besar ketimbang alokasi belanja modal di tahun lalu sebesar Rp 600 miliar.
Adapun per kuartal tiga, ELSA telah merealisasikan capex di kisaran Rp 500 miliar. Sebagian capex tersebut digunakan untuk keperluan pembelian peralatan operasional seperti hydraulic workover unit (HWU) dan teknologi nodal.
“Sebagian capex juga dialokasikan untuk pembelian aset di depot LPG Amurang,” imbuh Wahyu.
Baca Juga: Jadi Korban Saham BUMI, Komisaris Insera Sena Ini Kapok Berinvestasi Saham
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News