Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pan Brothers Tbk (PBRX) mengatakan masih akan bergerak konservatif tahun ini. Perusahaan pakaian jadi ini tidak membidik target pertumbuhan tertentu hingga akhir 2024.
Wakil Direktur Utama PBRX, Anne Patricia Susanto menyatakan penjualan perseroan pada 2023 lebih rendah dibandingkan dengan 2022. Hal ini membuat pihaknya melakukan pengurangan dan melaksanakan right issue. Tak hanya itu, pihaknya juga masih berusaha untuk menurunkan liabilitas.
"Kondisi perekonomian global belum bagus dan harapannya tahun ini adalah kami bisa selesaikan restrukturisasi dengan baik sehingga tahun depan kondisi kinerja lebih baik. Kalau tahun ini memang lebih konservatif," ujarnya saat ditemui saat paparan publik di Financial Hall SCBD, Jakarta, Jumat (28/6).
Perseroan yang memasok garmen ke 50 negara lebih ini mencatat penjualan senilai US$92,25 juta atau Rp1,4 triliun per kuartal I 2024. Angka ini turun 16,16% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan dengan kuartal I 2023 sebesar US$110,04 juta atau setara Rp1,74 triliun.
Penurunan tersebut didorong lesunya penjualan ekspor yang turun 18,22% secara yoy pada kuartal I 2024. Ekspornya turun dari US$ 94,52 juta menjadi US$77,30 juta.
Baca Juga: Pan Brothers (PBRX) Resmi Berstatus PKPU, Gambaran Besar Industri TPT yang Tertekan
Sementara itu, penjualan domestik mengalami penurunan tipis 3,55% dari tahun lalu US$15,59 juta menjadi US$15,03 juta awal tahun ini.
Tak hanya itu, PBRX saat ini juga baru saja menerima pengabulan gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) oleh PN Jakarta Pusat yang dilayangkan oleh PT Januardi Putera Logistik. Pengabulan ini berlangsung pada 11 Juni 2024 lalu.
Lebih lanjut, Anne berharap kondisi perekonomian tahun depan dapat lebih positif seiring dengan penurunan suku bunga yang mungkin dilakukan oleh FED di akhir tahun 2024.
"Mungkin sudah didengar juga bahwa interest rate di Desember tahun ini akan diturunkan oleh FED. Dari sana, kami berharap tahun depan bisa lebih positif. Ini semua beriringan dengan penyelesaian restrukurisasi, sehingga harapannya tahun depan bisa lebih positif," imbuhnya.
Anne menyebutkan tahun ini Perseroan tidak ingin memiliki lebih dari apa yang dimiliki di luar kapasitasnya. Di kuartal I 2024 sendiri, ada pengaruh dari momen Lebaran serta penurunan dari sisi pekerja.
Tahun ini Perseroan mengalokasikan capex mulai dari US$2 juta sampai dengan US$4 juta. Capex tahun ini fokus digunakan untuk perawatan alias maintenance. Hingga kini, realisasinya diproyeksi kurang dari 50% alias masih kurang dari US$2 juta.
"Untuk capex tahun ini tetap harus ada dan tidak besar karena sedang restrukturisasi. Capex ada agar operasional terus berjalan sesuai dengan kebutuhan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News