kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Tertekan Pandemi, Ini Strategi Prasidha Aneka Niaga (PSDN) di Sisa Tahun 2021


Kamis, 23 Desember 2021 / 13:54 WIB
Kinerja Tertekan Pandemi, Ini Strategi Prasidha Aneka Niaga (PSDN) di Sisa Tahun 2021
ILUSTRASI. Kinerja emiten olahan kopi dan karet remah, PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) masih tertekan di tahun 2021 ini


Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten olahan kopi dan karet remah, PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) masih tertekan di tahun 2021 ini akibat dampak dari pandemi Covid-19. Meskipun begitu, PSDN akan tetap berupaya mencapai hasil yang maksimal hingga tutup tahun nanti. 

"PSDN kemungkinan tidak dapat mencapai target proyeksi yang dicanangkan, namun tetap berusaha agar dapat memperoleh hasil yang maksimal," kata Direktur PSDN Lie Sukiantono Budinarta saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (22/12). 

Berdasarkan materi paparan publik, PSDN memproyeksikan penjualan komoditas biji kopi di tahun 2021 dapat mencapai 534 ton. Sedangkan untuk karet remah dan kopi olahan masing-masing sebanyak 33.000 ton dan 6.640 ton. 

Namun realisasinya hingga September tahun ini, penjualan biji kopi tercatat hanya mencapai 65 ton. Begitu pun dengan komoditas karet remah dan kopi olahan, keduanya tidak bisa mencapai target awal, dengan kuantitas penjualan sebanyak 19.992 ton dan 2.215 ton.  

Baca Juga: Pendapatan naik 17%, Prasidha Aneka Niaga (PSDN) masih catat rugi di semester I-2021

Masih mengutip materi paparan publik, dijelaskan bahwa unit usaha PSDN dalam bidang produksi kopi olahan mengalami penurunan kuantitas penjualan kurang lebih 35% dan penurunan nilai penjualan sebesar 38%. 

Pada saat yang sama, unit usaha dalam bidang produksi karet remah (crumb rubber) yang merupakan komoditas utama perusahaan, mulai mengalami peningkatan walaupun belum maksimal. Kuantitas penjualan karet remah naik 9% dan nilai penjualannya mengalami kenaikan sebesar 41% dikarenakan naiknya harga karet remah di pasar internasional.

Lie berujar, disparitas harga antara harga pembelian bahan baku karet remah dengan harga jual barang jadi, menjadi tantangan utama bagi kinerja perusahaan di tahun ini. Kemudian ditambah dengan bunga bank sebagai pembiayaan modal kerja yang juga cukup membebani laju bisnis perusahaan. 

"Bunga bank sebagai pembiayaan modal kerja perseroan juga masih cukup membebani perseroan namun perseroan berusaha agar kinerjanya dapat terus ditingkatkan," ujar Lie. 

Untuk memaksimalkan kinerja di sisa tahun ini, Lie bilang, pihaknya terus berusaha agar kinerja mereka bisa ditingkatkan secara optimal, sehingga kerugian dapat dikurangi dalam sisa waktu yang ada.

Sebagaimana diketahui, hingga September 2021, PSDN masih mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp 62,74 miliar. Jumlah ini meningkat dari sebelumnya Rp 48,54 miliar pada periode yang sama di tahun lalu.

Dari sisi top line, penjualan Prasidha Aneka Niaga berhasil meningkat 4,84% menjadi Rp 662,54 miliar. Sedangkan pada September 2020, penjualannya hanya mencapai Rp 631,90 miliar. 

Penjualan PSDN di kuartal III-2021, ditopang oleh karet remah yang mencapai Rp 481,61 miliar. Kemudian disusul oleh penjualan kopi olahan dan kopi biji yang masing-masing senilai Rp 180,91 miliar dan Rp 18.000.000. 

Baca Juga: Prasidha Aneka Niaga (PSDN) memangkas proyeksi pendapatan 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×