Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
SINGARAJA. Petani jeruk di Singaraja Bali kini merugi. Hal ini di sebabkan kondisi cuaca yang kurang bagus.
"Hujan yang telah mengguyur Desa Wanagiri sejak beberapa pekan ini, membuat akar pohon terendam air yang akibatnya pohon mengering," kata Wayan Sukarma warga di Banjar Dinas Asah Panji, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng, selama ini dikenal sebagai petani jeruk siam, Kamis (27/11).
Ia memotong sebagian ranting-ranting pohon yang telah mengering di kebunnya yang memiliki luas dua are. Menurutnya, serangan hama dan virus, seperti virus CPVD yang menyebabkan daun menguning, lebih tebal dan kaku.
Selain itu, serangan penyakit cendawan Oidium Tingitanium semacam tepung putih yang menutupi lapisan daun. Kondisi ini menyebabkan hasil panen serta kualitas jeruk menurun.
Jika pada panen tahun sebelumnya ia mampu memanen hingga 30 kg jeruk, pada panen tahun ini yang telah dilakukannya dua pekan lalu, ia hanya mampu memanen maksimal 20 kg jeruk.
"Ada banyak penyebab hasil panen jeruk menurun. Seperti faktor cuaca, penyakit dan usia pohon yang semakin tua tidak produktif. Sekarang hujan turunnya lebih lambat pas musim panen. Jadi buahnya kurang manis karena banyak air sama ukurannya lebih kecil dan banyak yang rontok," ujar Sukarma.
Selama ini, Sukarma menanam jeruk menggunakan teknik tumpang sari. Tanaman jeruk ditanam berdampingan dengan tanaman kopi.
Menurutnya, ia berencana memotong pohon jeruk dan menggantinya dengan kopi. Mengingat setiap tahun hasil panen jeruk siam selalu menurun.
"Rencananya kami mau bongkar saja dan diganti sama kopi karena hasilnya turun terus dan lebih susah perawatannya. Kendalanya penyakitnya sama tanahnya kalau sudah tidak cocok tidak bisa hasilnya bagus," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News