kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,19   -8,30   -0.90%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kino Indonesia dorong bisnis di segmen makanan hewan


Rabu, 11 Maret 2020 / 20:31 WIB
Kino Indonesia dorong bisnis di segmen makanan hewan
ILUSTRASI. amalia.fitri-(kiri-kanan) Budi Santoso direktur independen KINO, Harry Sanusi Presdir KINO, Budi Muljono Direktur KINO dalam RUPS PT Kino Indonesia (KINO) di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (28/5) dokumentasi Amalia Nur Fitri. Segmen personal care mendominasi k


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi perusahaan consumer goods, PT Kino Indonesia Tbk (KINO), bisnis makanan hewan (pet food) berpeluang tumbuh besar. Oleh karena itu perseroan bakal menggenjot penjualan produk pet food tersebut.

Seperti yang diketahui, perusahaan dipertengahan tahun 2018 telah merilis dua produk makanan hewan yang akan dirilis, yakni ProDiet untuk makanan kucing, sementara ProBalance untuk makanan anjing.

Baca Juga: Strategi Kino Indonesia (KINO) meminimalisir dampak wabah virus corona

Budi Muljono, Direktur Keuangan KINO mengaku bahwa respon pasar terhadap produk perusahaan cukup positif, sehingga ada perkembangan sejak awal perseroan memperkenalkan brand tersebut.

"Kami sendiri melihat bahwa kategori pet food di Indonesia masih berada di tahap awal sehingga potensi ke depan masih besar, namun perlu waktu untuk mengedukasi masyarakat Indonesia untuk memperkenalkan keunggulan pet food dibandingkan pemberian makanan manusia untuk hewan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (11/3).

Mengenai target dan porsi penjualan yang diperoleh perusahaan dari segmen produk ini, kata Budi masih terlalu dini untuk menyebutkannya lantaran belum begitu besar. Tapi potensi pertumbuhan industri ini ia akui tiap tahunnya mampu dobel digit.

Dalam menjalankan bisnis makanan hewan ini, KINO menjalin kemitraan dengan Wang Kong Corporation Sdn Bhd (WKC) dan masih mengimpor produk tersebut. Rencana memproduksi di dalam negeri ada, hanya saja masih mempertimbangkan volume permintaan di pasaran.

Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) buka peluang jajaki pasar ekspor baru

"Kami memang sudah set up company untuk keperluan manufacturing ke depannya jika demand sudah tinggi," ungkap Budi. Lebih lanjut ia bilang, karena perusahaan bisnis makanan hewannya masih low base di Indonesia, jadi masih perlu waktu untuk tumbuh besar.

Menilik laporan keuangan perseroan sampai kuartal-III 2019, penjualan makanan hewan menyumbang Rp 15,88 miliar. Jumlah tersebut tak sampai 1% dari pendapatan perseroan di periode tersebut yang senilai Rp 3,48 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×