Reporter: Handoyo | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Perusahaan perkebunan karet, PT Kirana Megatara Tbk membidik pertumbuhan laba bersih berkisar 10%-20% pada tahun ini. Sebagai gambaran, tahun lalu, perusahaan membukukan labas sebesar Rp 210 miliar.
Untuk mencapai target tersebut, perusahaan berupaya meningkatkan penjualan karet remah dari 440.000 ton menjadi 500.000 ton pada tahun ini.
Direktur Kirana Megatara Jenny Wijaya mengatakan, dengan peningkatan volume penjualan itu diharapkan target dapat terealisasi. "Peningkatan volume penjualan, diharapkan dapat mendorong peningkatan pertumbuhan laba sekitar 10%-20%," kata Jenny, Rabu (10/5).
Untuk mengolah karet, Kirana Megatara memiliki 15 pabrik tersebar di beberapa wilayah sentra karet di Sumatera dan Kalimantan Barat. Total kapasitas terpasang pabrik pengolahan karet mencapai 720.000 ton per tahun.
Selain pabrik, Kirana Megarata juga memiliki kebun karet sendiri. Dari 3.370 hektar (ha) luas lahan perkebunan karet yang telah tertanam, saat ini baru 1.200 ha yang dapat disadap. Rata-rata usia pohon karet Kirana Megatara antara 5-6 tahun.
Daniel Tirta Kristiadi, Direktur Kirana Megatara menambahkan, selain dari internal bahan baku karet juga berasal dari petani rakyat. Dari seluruh pabrik yang ada, rata-rata sumbangan bahan baku karet dari petani sumbangannya sebesar 7% dari kapasitas produksi.
Produksi karet Kirana Megatara relatif stabil setiap tahun. Walau ada musim gugur daun, namun karena sebaran kebun yang merata maka membuat produksi karet Kirana Megatara tidak berbeda terlalu besar dari waktu ke waktu.
Kirama Megatara menguasai sekitar 17% pangsa pasar ekspor karet dalam negeri. Konsumen karet produksi Kirana Megatara adalah perusahan-perusahaan ban global seperti Bridgestone, Continental, Cooper, Goodyear, Hankook, Kumho, Michellin, Pirelli, Sumitomo dan Yokohama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News