kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kirana Megatara rambah bisnis perkebunan karet


Selasa, 28 Agustus 2012 / 07:02 WIB
Kirana Megatara rambah bisnis perkebunan karet
ILUSTRASI. Petugas pemadam kebakaran Rumania terlihat di dekat helikopter militer Black Hawk yang melakukan pendaratan darurat di pusat Bukares, Rumania, 15 Juli 2021.


Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Tahun ini, PT Kirana Megatara mulai merambah sektor hulu karet dengan membuka lahan perkebunan karet sendiri. Salah satu anak usaha sektor agribisnis Triputra Group ini telah menanam pohon karet di lahan seluas 2.000 hektare (ha) di Sumatra dan Kalimantan.

Arya Erida Djuhandi, Chief Financial Officer (CFO) PT Triputra Investindo mengatakan, Kirana Megatara bertekad untuk membuka lahan perkebunan karet baru untuk menjaga keberlangsungan produksi perusahaan. "Kita rencanakan setiap tahun penanaman lahan karet sebanyak 5.000 ha," katanya.

Dari target 5.000 ha per tahun, tahun ini, Kirana sudah merealisasikan penanaman pohon karet mencapai 2.000 ha. Lahan seluas itu adalah bagian dari luas perbendaharaan lahan atau land bank yang dimiliki Kirana sebanyak 40.000 ha. Mayoritas lahan tersebut ada di Kalimantan.

Tanpa mau merinci, Erida mengatakan, perusahaannya setidaknya membutuhkan investasi sekitar Rp 40 juta sampai Rp 50 juta per hektare untuk membuka lahan perkebunan karet.

Bangun lima pabrik

Kirana Megatara adalah anak usaha Triputra Group yang bergerak dalam pembuatan dan penjualan karet dalam bentuk crumb rubber atau karet rempah. Perusahaan ini memiliki 15 pabrik pengolahan crumb rubber dengan kapasitas produksi 640.000 per tahun. Dari jumlah produksi itu, sebanyak 500.000 ton untuk tujuan ekspor.

Sebagai salah satu produsen crumb rubber terbesar di Indonesia, kata Erida, market share Kirana terhadap total produksi karet remah Indonesia sebesar 18%. "Hampir 100% produksi crumb rubber kami ekspor," katanya.

Erida menambahkan, setidaknya ada 10 pabrik pengolahan ban internasional yang telah menjadi pelanggan Kirana Megatara, antara lain seperti Bridgestone, Michelin, dan Goodyear.

Selain mengembangkan lahan perkebunan karet sendiri, dalam dua hingga tiga tahun ke depan, Kirana Megatara juga berencana membangun lima pabrik crumb rubber baru. Pembangunan lima pabrik baru dilakukan seiring mulai berproduksi kebun karet yang mampu menambah bahan baku.

Erida berharap, dengan mulai produksi kebun-kebun karet itu, ekspor crumb rubber juga akan meningkat. Dia menghitung, jika setiap 1 ha lahan karet menghasilkan 1,5 ton karet, sebanyak 2.000 ha lahan karet yang saat ini sudah ditanami akan menghasilkan sekitar 30.000 ton karet.

Erida mengaku, ekspor karet remah Kirana Megatara tidak terpengaruh dengan tren penurunan harga karet alam yang saat ini berlangsung. Sebab, selama ini pembelian karet dari petani rakyat dan pedagang selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan lewat sistem kontrak.

Tidak hanya itu, Kirana juga lebih banyak bermain dalam bisnis pengolahan dan perdagangan sehingga tidak terlalu dipengaruhi oleh naik turunnya harga.
Selain Kirana Megatara, perusahaan yang akan mengembangkan sektor hulu karet adalah PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA).

Melalui anak usahanya PT Multistrada Agro Internasional (MAI), perusahaan ini sedang mengembangkan kebun karet seluas 1.000 ha di Kalimantan Barat pada tahun ini. Lahan itu menjadi bagian dari izin Hutan Tanaman Industri (HTI) karet sebesar 30.000 ha di Kalimantan.

Even Go, Sekretaris Perusahaan MASA bilang, pembukaan lahan karet itu merupakan upaya perusahaan menyeimbangkan sektor hulu dan hilir. "Pembukaan lahan perkebunan karet kami lakukan bertahap," katanya. Tahun mendatang perusahaanya akan terus melakukan ekspansi penanaman lahan karet baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×