kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kirana melarkan produksi remah karet


Selasa, 19 November 2013 / 07:56 WIB
Kirana melarkan produksi remah karet
ILUSTRASI. Dapatkan diskon s.d 50% saat membeli voucher Google Play di Tokopedia.


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Permintaan karet dunia yang sedang mengendur tidak membuat PT Kirana Megatara menunda upaya ekspansi di industri karet. Buktinya, pada Oktober tahun ini, anak perusahaan Triputra Group tersebut tetap membangun pabrik karet baru yang berlokasi di Medan. Pabrik karet tersebut diharapkan akan selesai pada 2015.


"Pembangunannya akan membutuhkan waktu 1-1,5 tahun," ujar Martinus S. Sinarya, Presiden Direktur PT Kirana Megatara kepada KONTAN, Jumat (14/11).


Pabrik dengan kapasitas produksi 4.000 hingga 6.000 ton per bulan ini menelan biaya investasi hingga Rp 100 miliar. Dalam dua hingga tiga tahun mendatang, Kirana Megatara ini berencana untuk menambah lima pabrik remah karet baru.


Berdasarkan informasi di laman website, saat ini, Kirana Megatara memiliki 15 pabrik pengolahan crumb rubber dengan total kapasitas produksi sebanyak 720.000 per tahun. Dari jumlah tersebut, sebagian besar untuk pasar ekspor.


Pabrik remah karet milik Kirana Megatara tersebar di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan, yakni Jambi, Lampung, Sekayu, P. Sidempuan, Bangka, Sintang dan Pontianak.


Sebagai salah satu produsen crumb rubber terbesar di Indonesia, market share Kirana Megatara terhadap total produksi karet remah Indonesia sebesar 18%. Produk yang dihasilkan berupa karet dengan spesifikasi teknis (technical specified rubber) yang dikenal dengan istilah Standard Indonesian Rubber (SIR).


Saat ini Kirana Megatara sedang fokus memproduksi dan memasarkan karet remah jenis SIR 10, SIR 20 dan SIR 20VK, untuk memenuhi permintaan dari kalangan industri ban. Soalnya, setidaknya ada sekitar 10 pabrik ban internasional menjadi pelanggan Kirana Megatara, diantaranya adalah Bridgestone, Michelin, dan Goodyear.


Untuk memenuhi pasokan bahan baku pabrik karetnya, Martinus bilang Kirana Megatara masih mengandalkan pembelian dari pihak ketiga, bukan dari kebun karet sendiri. Kirana Megatara saat ini sedang mengusahakan untuk membeli karet dari petani langsung dan tidak melalui tengkulak.
"Kami bekerjasama dengan 200 gabungan kelompok tani (gapoktan) agar bisa membeli langsung karet mereka," terangnya.


Namun, Kirana Megatara juga memiliki kebun sendiri. Kirana Megatara memiliki kebun karet sendiri seluas 30.000 ha yang berlokasi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.


Ekspansi hulu


Selain gencar berekspansi di sektor hilir, Kirana Megatara juga aktif merambah di sektor hulu dengan melakukan kegiatan penanaman baru dan replanting (peremajaan) tanaman karet. Tujuannya, agar ada juga jaminan bahan baku dari kebun sendiri untuk pabrik remah karetnya.


Sampai Oktober tahun ini, Kirana Megatara melakukan penanaman baru karet di atas lahan seluas 1.500 hektare (ha). "Saat ini juga sedang mengkaji untuk replanting seluas 2.600 ha di Jambi," ujar Martinus.


Untuk membuka kebun karet baru dan kegiatan replanting, Kirana Megatara harus merogoh koceknya hingga Rp 328 miliar. Sebab, untuk setiap penanaman baru dan replanting membutuhkan biaya Rp 80 juta per ha. "Itu biaya dari penanaman sampai bisa dipanen," kata Martinus.


Dalam tiga tahun terakhir, tren laba Kirana Megatara juga terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2011, Kirana Megatara meraup laba hingga Rp 281,6 miliar atau naik dibandingkan tahun 2010 yang hanya Rp 121,2 miliar. Di tahun lalu, Martinus mengestimasi laba Kirana Megatara mencapai Rp 367,8 miliar. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×