kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.912.000   -20.000   -1,04%
  • USD/IDR 16.549   88,00   0,53%
  • IDX 6.772   5,42   0,08%
  • KOMPAS100 978   -1,05   -0,11%
  • LQ45 760   -1,84   -0,24%
  • ISSI 215   -0,23   -0,11%
  • IDX30 395   -0,32   -0,08%
  • IDXHIDIV20 471   -0,07   -0,01%
  • IDX80 111   -0,29   -0,26%
  • IDXV30 115   -0,88   -0,76%
  • IDXQ30 129   -0,22   -0,17%

Kisah misi mustahil yang membuahkan hasil


Jumat, 26 Mei 2017 / 19:19 WIB
Kisah misi mustahil yang membuahkan hasil


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

JAKARTA. Hari ini, 26 Mei 2017 PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) genap berusia 22 tahun. Garuda Sugardo, Direksi Telkomsel era pertama, pada Jumat (26/5) mengisahkan awal pendirian anak usaha PT Telkomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) itu di sebuah grup WhatsApp. Berikut kisahnya.

Perintah pelaksanaan pilot project GSM di Batam dan Bintan diberikan oleh Dirjen Postel kepada Grup Komunikatama pada 14 Oktober 1993. PT Telkom, sebagai Badan Penyelenggara Telekomunikasi dalam negeri sempat melakukan perlawanan sengit, sampai akhirnya “kekhilafan” itu dikoreksi oleh Menparpostel.  Pada tanggal 8 November 1993, keluarlah izin pembangunan proyek perdana GSM Batam dan Bintan kepada PT Telkom.  

Dengan target GSM Telkom perdana mengudara pada 1 Januari 1994, perintah tersebut adalah impossible task dari pemerintah kepada Telkom. Dengan harapan tidak berhasil dituntaskan, sehingga mungkin terbuka skenario lain. "Namun sebagai penanggung jawab proyek kala itu, saya menyatakan siap merealisasikannya. Saking herannya, bule-bule Siemens Jerman dan Ericsson Swedia sampai berujar,  tim Telkom kayaknya menggali lubang untuk kuburan mereka sendiri," jelas Garuda,  yang kini menjadi Anggota Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional.

Kendati tanpa pengalaman GSM, Garuda bersama satu regu Telkom  bekerja 24 jam sehari selama 50 hari melaksanakan proyek di Batam dan Bintan. Akhirnya,  pada 31 Desember 1993 di penghujung tahun, pilot project GSM Telkom  mengudara dan berjaya bertengger di atas angkasa Batam dan Bintan. Sinyalnya kuat, GSM perdana di Indonesia perkasa di udara, menutup invasi sinyal GSM Singapura. Tak cuma itu, bahkan mampu menembus bagian selatan negara jiran itu.

Waktupun bergulir, 6 April-8 April 1994 , Indonesia pertama kali mengikuti sidang GSM sedunia di Paris. Sebagai ketua delegasi, panitia meminta Garuda mendaftarkan GSM Telkom sebagai anggota di GSM Association. Tanpa berpikir panjang, ia mengisi formulir dan menandatangani akta keanggotaan Telkom di Asosiasi GSM. Jelas, ini tindakan berani karena tidak ada surat kuasa dari Dirut Telkom. “GSM kita di Batam masih ilegal, untuk membuat sejarah kita tidak memerlukan surat kuasa. Tenang saja,” kenang Garuda. Dan sepulang dari Paris, delegasi kena semprot  Namun dua pekan kemudian, dengan izin dirut, Garuda memberi nama dan mendaftarkan Telkom GSM dengan brand Telkomsel. Pada 2 Mei 1994, Garuda menandatangani filling-nya, sehingga sejak itu service name Telkomsel boleh nongol di layar ponsel GSM kita di Batam. 

Dari sisi pemasaran, Garuda waktu itu menegaskan, operator bukan jualan ponsel, tetapi nomor dalam simcard. "Serahkan ponsel kepada pasar dan distribusikan kartu perdana plus pulsanya sampai ke tukang kios rokok sekalipun. It was happening and working until now," terang Garuda. Strategi ini memicu BUMN lain meneteskan air liur. Demi mendukung go public Indosat di Bursa New York, pada 23 Agustus 1994 Menparpostel menugaskan Telkom membentuk usaha patungan dengan Indosat dengan pembagian saham masing-masing 50%. Telkom memberontak. Akhirnya 31 Agustus 1994 Menteri Keuangan menetapkan  komposisi: Telkom 51% dan Indosat 49%.  

Dua hari setelah itu, pada 2 September 1994, atas nama Menparpostel, di atas puncak Bukit Dangas di bawah kaki menara transmisi,  Menristek BJ Habibie meresmikan pengoperasian Telkomsel GSM milik Telkom dan calon pemilik saham minoritas, Indosat.  Sambil berkoordinasi dengan pemerintah, tim menyiapkan cikal bakal pembentukan perusahaan patungan Telkom-Indosat dan jaringan nasionalnya.  Namun, goncangan datang lagi, PT Telekomindo menyodok di tengah jalan. Tanggal 20 Februari 1995, mereka meminta saham Telkomsel 50%. Kalau itu terjadi, komposisi Telkom-Indosat di perusahaan patungan bisa-bisa tersisa menjadi 25,5% 24,5%. Di tengah kegalauan itu, 10 Maret 1995 Garuda menerima tugas sebagai Ketua Ti Ad-hoc gabungan Tekom-Indosat. Garuda berupaya mencegah intervensi masuknya Telekomindo dengan melarikan pelbagai dokumen persiapan perusahaan ke suatu tempat di Sindanglaya, Puncak.  Tanpa berkas-berkas tersebut, tidak satu pihakpun dapat melakukan legal action terkait kelahiran Telkomsel yang diperebutkan. 

Tapi, persembunyiannya ketahuan. Garuda lalu hadir dalam sebuah pertemuan. Sayup-sayup terdengar suara azan, iapun meminta izin sholat magrib. Dan setelah itu langsung pergi tak kembali ke ruang rapat. "Alhamdulillah, suara azan Maghrib telah menyelamatkan janin bayi Telkomsel dari upaya papa minta saham versi 22 tahun silam yang silam," terang Garuda.  Polemik akhirnya usai, berkat pendekatan Muljohardjoko (Dirkeu Telkom 1995) dan  Menteri Keuangan Mar’ie Mauhammad. Melalui suratnya, tanggal 22 Mei 1995, Menkeu menetapkan susunan Direksi PT Telkomsel (persiapan) yang pertama. Empat hari kemudian,  Jumat, 26 Mei 1995, PT Telekomunikasi Selular dengan brand Telkomsel resmi berdiri di Indonesia.  Telkomsel hadir dari sebuah proyek percontohan di tahun 1993 yang cuma berharga miliaran rupiah, saat ini dia telah menjelma menjadi raksasa dengan kapitalisasi sekitar Rp 300 triliun. "Semangat perjuangan dan pantang menyerah sampai sekarang,"ujar Garuda.

Menurut Garuda, ada beberapa PR besar Telkomsel dan pemerintah. Pertama, perlawanan terhadap rencana kebijakan network sharing melalui revisi PP 52 Tahun 2000 yang merugikan merah putih. Kedua, sebisa mungkin mengurangi saham asing yang 35% di Telkomsel. Ketiga, perjuangkan hak pelanggan di Papua agar bisa memperoleh satu tarif Nasional, seperti halnya BBM Pertamina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×