Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) sebagai unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong percepatan hilirisasi hasil inovasi riset kelautan dan perikanan untuk dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat melalui kemitraan dengan industri.
Langkah tersebut dilakukan BRSDM dengan menyelenggarakan pertemuan 'Science and Innovation Business Matching' (SIBM), pada 9 Oktober 2018, di Ballroom KKP, Gedung Mina Bahari III.
"Pertumbuhan ekonomi nasional yang bersumber dari riset dan inovasi kelautan dan perikanan, peningkatan reputasi dan pengembangan lembaga, sekaligus berkontribusi terhadap kepentingan finansial termasuk kesejahteraan inventor,” papar Sjarief dalam keterangan resmi, Selasa (9/10).
Lebih lanjut dijelaskan Sjarief, bahwa SIBM akan menjadi agenda bulanan untuk memaparkan hasil – hasil riset inovasi yang dihasilkan oleh BRSDM kepada mitra atau calon investor dalam pengembangan inovasi tersebut. Apalagi angka riset Indonesia dalam sektor kelautan dan perikanan masih minim.
Menurut data dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tingkat pencapaian hilirisasi riset inovasi di industri di Indonesia masih sekitar 3-5%, terpaut jauh dengan tingkat keberhasilan China di 25% ataupun Amerika Serikat dan Eropa 10-15%.
Rendahnya kesuksesan ini berkaitan dengan minimnya kerja sama antar lembaga penelitian dengan industri.
Maka melalui SIBM, kerja sama dengan mitra industri, menjadi salah satu cara sinergi pemerintah dan akademisi untuk menghasilkan inovasi kelautan dan perikanan
Dalam giat ini, BRSDM turut serta meluncurkan produk inovasi, berupa: (1) Mini AIS (Automatic Identification System), yakni transponder AIS berukuran kecil untuk meningkatkan keselamatan nelayan, khususnya nelayan kecil (<3 GT); serta (2) Patin Perkasa (Patin suPER Karya Anak bangSA).