Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong penerapan konsep ekonomi biru. Konsep itu akan memperkuat pengelolaan budidaya ikan yang lebih efisien. Ekonomi biru juga akan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
"Sistem ekonomi konvensional sudah tidak mampu menyerap konsep hakiki pembangunan berkelanjutan," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, KKP Slamet Soebjakto dalam siaran pers, Jumat (2/11).
Konsep ekonomi biru mengedepankan produk nir-limbah. Selain itu ekonomi biru juga dapat menjawab tantangan kerentanan pangan melalui peningkatan produksi ikan.
Tidak hanya itu, ekonomi biru juga akan didorong untuk mengembangkan ekonomi. Hasil budidaya akan berkontribusi pada devisa negara melalui peningkatan volume dan nilai ekspor.
Beberapa tata cara budidaya sesuai ekonomi biru telah dikembangkan KKP. Antara lain adalah skema bioflok, sistem minapadi, penerapan recirculating aquaculture system (RAS) serta budidaya rumput laut hasil kultur jaringan.
"Inovasi teknologi membuat akuakultur dapat menjadi motor penggerak perekonomian," terang Slamet.
Salah satu hal sukses adalah penerapan budidaya dengan sistem minapadi. Salah satu daerah percontohan sistem minapadi adalah di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Minapadi yang menggabungkan antara pertanian dengan budidaya meningkatkan pendapatan petani. Selain hasil padi yang meningkat dan bebas pestisida, minapadi juga meningkatkan pendapatan petani dengan produksi ikan nila hasil budidaya.
"Produksi padi naik 7,4 ton per hektare (ha) menjadi 9,6 ton per ha ditambah produksi perikanan 12.704 ton," jelas Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya.
Pertanian menjadi hal penting mengingat 60% penduduk Sukoharjo merupakan petani. Keberhasilan tersebut akan diteruskan dengan mengembangkan minapadi minimal pada lahan seluas 25 ha, sementara tahun 2018 luas lahan minapadi di Sukoharjo seluas 18 ha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News