Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akhirnya merampungkan lelang kapal dan alat tangkap bantuan untuk nelayan. KKP optimistis pengadaan kapal dan alat tangkap bisa terealisasi pada Mei 2016.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Narmoko Prasmadji mengatakan, bantuan kapal dan alat tangkap menjadi program prioritas tahun ini, selain asuransi nelayan. "Program bantuan kapal saat ini sudah memasuki proses lelang melalui e-katalog," ujarnya, akhir pekan lalu.
Tahun ini, KKP akan membagikan bantuan kapal sebanyak 3.450 unit dengan nilai total Rp 2,09 triliun. Kapal terdiri dari 1.510 unit kapal tangkap berbobot di bawah 5 gross ton (GT), 1.020 unit kapal 5 GT, 690 unit kapal 10 GT, 200 unit kapal 20 GT, serta 30 unit kapal 25 GT.
Selain itu, ada pula lima unit kapal angkut dengan freezer berukuran 30 GT.
Sementara bantuan alat tangkap sebanyak 14.782 unit dengan nilai total Rp 436 miliar. Alat tangkap terdiri dari 8.300 paket gillnet, 750 paket bubu ikan, 2.031 paket bubu rajungan, 1.400 paket rawai dasar, 1.100 paket handline, 500 paket pancing tonda, serta 700 paket pole and line.
Direktur Kapal Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP Minhadi Noer Sjamsu menambahkan, KKP baru membuka lelang pada pertengahan bulan April 2016. Lelang sendiri akan berakhir pada 2 Mei 2015.
Sebelumnya, KKP menargetkan proses lelang maupun penandatanganan kontrak pengadaan sudah selesai seluruhnya pada kuartal I-2016. Tapi karena proses lelang molor, KKP pun mengundur kontrak menjadi akhir Mei 2016.
Meski begitu, Minhadi mengaku tidak khawatir bantuan kapal dan alat tangkap akan terlambat sampai ke nelayan. "Jumlah yang paling banyak adalah kapal kecil yang pembuatannya tidak memakan waktu lama," jelasnya kepada KONTAN, Minggu (1/5).
Sampai dengan akhir pekan lalu, KKP sudah menjaring 1.315 peminat lelang pengadaan kapal. Peminat paling banyak adalah untuk kapal kecil berbobot di bawah 5 GT serta 5 GT.
Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Eddy Kurniawan menilai pengadaan kapal dan alat tangkap ini menjadi peluang bagi industri kapal dalam negeri.
Apalagi, pembuatan kapal nelayan tidak membutuhkan teknologi mutakhir dan perusahaan lokal semua mampu membuatnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News