Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan TikTok secara resmi mengumumkan kerja sama di Indonesia untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dengan fokus pada pemberdayaan serta perluasan pasar bagi pelaku UMKM nasional. Kemitraan strategis ini diawali dengan kampanye Beli Lokal, yang diluncurkan pada 12 Desember 2023, bersamaan dengan Hari Belanja Nasional.
Praktisi teknologi informasi dan komunikasi, Tony Seno Hartono mengatakan penyatuan Tiktok dan Tokopedia ini patut diapresiasi. Pada kerjasama ini, kedua belah pihak akan berperan sesuai dengan perizinan yang dimiliki. TikTok berperan sebagai media sosial dan pemasaran atau etalase, sementara Tokopedia berperan sebagai lokapasar dan platform transaksi.
Dengan demikian proses perbelanjaan dari etalase produk hingga pemrosesan pemesanan transaksi akan dilakukan pada dua sistem backend yang berbeda dari sisi data, domain, dan sistem yang terpisah. Sebaiknya, pengguna Tiktok dan Tokopedia tidak akan mengalami perubahan pengalaman penggunaan masing-masing aplikasi atau tidak ada jump app.
“Hal ini dibuat agar pengguna memiliki pengalaman yang lancar ketika berbelanja di dua aplikasi tersebut. Kalau dari sisi pemrograman jump app tidak diperlukan, dan juga tidak direkomendasi karena akan mengganggu pengalaman pengguna yang dipaksa harus lompat-lompat ke sistem lain. Jadi semua pemrograman dapat diotomasikan,” ujar Tony dalam keterangannya, Selasa (12/12).
Baca Juga: TikTok Shop Kembali dengan Menggandeng Tokopedia, Ini Kata Pengamat
Tony memberikan contoh dalam konteks pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit (RS) yang sudah modern. Di RS tersebut sistem backend untuk menangani identitas pasien, rekam medik elektronik, billing, asuransi yang sudah terhubung ke backend lain melalui API (Application Programming Interface) ke beberapa institusi berbeda, misalnya identitas terhubung ke Dukcapil, rekam medik elektronik terhubung ke Kemenkes, billing terhubung ke Bank, asuransi terhubung ke BPJS dan sebagainya.
“Semua sistem tersebut cukup diakses dari satu monitor saja di RS. Bagian penerimaan pasien tersebut tidak perlu lompat-lompat ke aplikasi yang berbeda. Selain itu, interaksi dua aplikasi pada sistem backend sudah lazim digunakan di Indonesia, terutama pada sektor keuangan,” jelasnya.
Ini merupakan perkembangan yang luar biasa secara bisnis. Salah satu yang utama adalah membuka aksesibilitas konsumen terhadap produk-produk yang dijual melalui Tik Tok. Namun secara teknologi perlu diperhatikan bagaimana cara integrasi kedua platform ini di sisi backend-nya. Hanya melalui integrasi yang mulus dan transparan maka para konsumen akan mendapatkan pengalaman yang terbaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News