kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Komisi VII DPR pertanyakan SKK Migas terkait program 1 juta barel


Rabu, 03 Februari 2021 / 16:44 WIB
Komisi VII DPR pertanyakan SKK Migas terkait program 1 juta barel
ILUSTRASI. Fasilitas migas Pertamina.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mempertanyakan rencana Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong produksi 1 juta barel per hari (bph) pada 2030 mendatang. Sejumlah anggota Komisi VII menyoroti data yang digunakan SKK Migas dalam penetapan target produksi tersebut.

Anggota Komisi VII DPR Maman Abdurahman  mengungkapkan selama empat tahun terakhir terjadi tren penurunan produksi migas nasional. "Kita tidak mau cuma lip servise. Jadi tim perencanaan harus diperkuat," ujar Maman dalam RDP bersama SKK Migas, Rabu (3/2).

Sementara itu, Anggota Komisi VII dari Fraksi PDIP Dony Maryadi Oekon mempertanyakan data yang digunakan oleh SKK Migas. Ia mengharapkan implementasi teknologi digunakan SKK Migas demi memastikan informasi dan data cadangan migas yang digunakan. "Target 1 juta barel ini buat apa. Jangan sampai kita buang tenaga informasi yang bapak sampaikan salah," kata Dony.

Baca Juga: Cegah produksi Blok Mahakam menurun, SKK Migas andalkan OPLL dan pemberian insentif

Senada, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ramson Siagian menjelaskan realisasi produksi dengan target dalam beberapa tahun terakhir kerap tak tercapai. Ramson menegaskan perlu ada perbaikan dari sisi perencanaan SKK Migas. "Tiga tahun tak pernah match ini, selalu menurun. Saya melihat disini untuk buat target itu," tegas Ramson.

Menanggapi sejumlah pertanyaan yang timbul dala RDP, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan penetapan target 1 juta barel juga telah melibatkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).v"KKKS yang punya potensi kita diskusikan satu-satu. Kita pikirkan bagaimana bisa berproduksi karena kondisinya harus ekonomis," kata Dwi.

Ia menegaskan penetapan target 1 juta barel bukan menjadi target pribadi SKK Migas melainkan target industri hulu migas Indonesia.

Dalam catatan Kontan, untuk  mencapai target produksi sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030, dibutuhkan investasi sebesar US$ 250 miliar atau sekitar US$ 25 miliar setiap tahun.

Selanjutnya: SKK Migas targetkan perpanjangan kontrak Blok IDD tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×