Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya mendongkrak peningkatan ekspor produk perikanan Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mencapai target ekspor produk perikanan Indonesia tahun 2018 yang ditetapkan mencapai nilai US$ 5 miliar. Udang dinilai sebagai salah satu komoditas perikanan paling potensial untuk dikembangkan.
Untuk itu, KKP menggelar Marine and Fisheries Business and Investment Forum dengan tema "Mendorong Ekspor Perikanan Indonesia Melalui Peningkatan Investasi Udang Nasional" di Kantor KKP, Jakarta, Selasa (11/12).
Dalam kegiatan tersebut, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, terdapat enam komoditas perikanan yang diharapkan mampu memacu nilai ekspor perikanan Indonesia, yaitu udang; tuna; kepiting & rajungan; gurita; dan rumput laut; serta cakalang dan tongkol. Namun udang dinilai sebagai pilar utama ekspor produk perikanan Indonesia karena pada periode Januari-Oktober 2018 saja, nilai ekspor udang sudah mencapai US$ 1,5 miliar.
Menurut Rifky, pasar utama udang Indonesia adalah pantai timur Amerika. Sedangkan pantai barat Amerika masih dikuasai pemasok dari India. Begitu pula dengan pasar Eropa yang belum dapat dioptimalkan untuk pemasaran produk perikanan Indonesia.
“Amerika marketnya in general, market leader-nya adalah India, kita nomor 2. Di Eropa lebih parah lagi, size marketnya kurang lebih sama dengan amerika yaitu 6 koma sekian miliar dollar setahun, tapi Indonesia hanya nomor belasan, tidak masuk 10 besar. Di Eropa, dari market 6 koma sekian miliar dollar itu, kontribusi kita hanya sekitar US$ 84 juta. Jadi kecil sekali,” papar Rifky dalam keterangan resmi, Kamis (13/12).
Padahal menurut Rifky, secara umum kebutuhan udang dunia masih belum dapat dipenuhi pemasok-pemasok yang ada, sehingga ini merupakan kesempatan Indonesia untuk mengoptimalkan pemasaran hasil penangkapan atau budidaya udang Indonesia.
Utamanya dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi penangkapan atau budidaya dan pemberdayaan ahli-ahli perikanan Indonesia.
Potensi udang menurut Rifky masih besar. Apalagi UPI (Unit Pengolahan Ikan) udang itu baru beroperasi di kisaran 60%. Dan eksportir-eksportir udang, mengaku kekurangan bahan baku.
"Artinya yang harus kita dorong adalah sektor hulu, produsen udangnya. Tambaknya ini yang harus kita perbanyak. Jadi kita dorong intensifikasi dan penggunaan teknologi kolam bioflok udang,” lanjut Rifky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News