kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.214   -59,00   -0,39%
  • IDX 7.744   0,61   0,01%
  • KOMPAS100 1.205   11,73   0,98%
  • LQ45 982   8,75   0,90%
  • ISSI 228   1,47   0,65%
  • IDX30 502   5,88   1,18%
  • IDXHIDIV20 606   6,48   1,08%
  • IDX80 138   1,23   0,90%
  • IDXV30 142   1,10   0,78%
  • IDXQ30 168   1,52   0,92%

Komoditi yang harus dicermati pekan ini


Senin, 01 November 2010 / 07:00 WIB
Komoditi yang harus dicermati pekan ini
ILUSTRASI. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara


Reporter: Femi Adi Soempeno |

JAKARTA. Inilah sejumlah berita komoditi yang harus dicermati dalam sepekan mendatang.

Suplai kopi di pasar global kemungkinan akan menyusut setelah eksportir India memprediksikan adanya penundaan panenan karena curah hujan yang berkepanjangan. Padahal, India merupakan negara yang mengembangkan kopi terbesar ketiga di Asia. Tak hanya itu, di Vietnam, negara penghasil kopi robusta terbesar, produksi kopi juga diprediksikan merosot. Dus, dua faktor ini yang bakal berpotensi menggiring peningkatan harga.

Harga tembaga anjlok dari London hingga Shanghai pada perdagangan hari Jumat, (29/10). Harga yang reli belakangan nyatanya telah menyusutkan pembelanjaan tembaga di China. Harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan anjlok sebesar 1,7% menjadi US$ 8.200 per metrik ton di London Metal Exchange, level yang paling rendah sejak 20 Oktober 2010; dan diperdagangkan di level US$ 8.220 per metrik ton pada pukul 3:24 waktu Singapura. Harga tembaga telah naik 2,6% sepanjang bulan ini.

Harga jagung menghadapi peningkatan bulanan terbesarnya sejak Juni 2008 karena ditengarai permintaan akan melampaui suplai jagung AS.

Pemerintah menetapkan Bea Keluar crude palm oil (CPO) pada bulan November sebesar 10% atau naik dari BK pada bulan Oktober yang masih 7,5%. BK ini naik karena adanya kenaikan harga CPO di selama 30 hari terakhir di bursa komoditi Rotterdam.

Bea Keluar (BK) bijih kakao untuk realisasi ekspor bulan November kembali naik menjadi 10% setelah bulan Oktober besaran BK kakao hanya 5%. Kenaikan besar BK tersebut BK tersebut terjadi karena naiknya harga rata-rata kakao 30 hari sebelumnya di bursa komoditi New York Board of Trade (NYBOT), New York.

Harga kontrak karet di Tokyo naik ke level yang cukup tinggi dalam 27 bulan terakhir dengan spekulasi China akan menaikkan pembeliannya untuk menambah persediaannya ditengah mininya suplai akibar curah hujan yang tinggi dan banjir. Bahkan, kontrak karet di Shanghai pun menembus rekor tertingginya.

Bisnis ekspor kertas berlapis PT Sinar Mas Grup bakal rugi besar di Amerika Serikat. Jumat (22/10) lalu Komisi Perdagangan Amerika Serikat memutuskan kertas produksi Indonesia dan China akan dikenakan bea masuk anti dumping (BMAD) dan bea anti subsidi sebesar 38%. Tak mau merugi, Sinar Mas berencana mengajukan banding ke pengadilan dagang internasional.

Pergerakan harga gula di dalam negeri sulit terelakan karena jumlah produksi gula didalam negeri saja tidak sesuai dengan harapan. Sehingga permintaan lebih tinggi dibandingkan jumlah suplai gula. Hingga akhir tahun ini, APEGTI memperkirakan harga gula menembus US$ 800 per ton. Dengan kondisi ini, harga gula tidak mungkin lagi berada dibawah Rp 11.000 per kg.

Konsumsi gula global akan meningkat 53% dalam 20 tahun ke depan seiring dengan perekonomian India, Afrika dan China yang kian mengembang. Hal ini ditegaskan oleh C. Czarnikow Sugar Futures Ltd., Selasa (26/20). Permintaan gula di pasar global akan melonjak menjadi 257 juta ton pada tahun 2030; bandingkan dengan permintaan gula saat ini yang hanya 168 juta ton.

Harga garam di pasar Jakarta terus meningkat. Kenaikan ini ditengarai disebabkan oleh tingginya curah hujan di Jakarta yang membuat distribusi garam terhambat. Tengok saja, harga garam halus di daerah lainnya seperti Bandung, Surabaya, Medan, Makasar, Denpasar, dan Semarang masih terbilang stabil dan tidak mengalami perubahan harga.

Para produsen terigu mulai mengambil sikap atas lonjakan harga gandum dunia. Secara bertahap, pengusaha yang bernaung di bawah Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) bersiap menaikkan harga jual produk mereka rata-rata 2% secara bertahap.

Pengembangan kawasan kluster industri berbasis kelapa sawit di Sei Mangkei Sumatra Utara tampaknya sudah menunjukkan perkembangan. Dari 1.400 hektare lahan yang akan dikembangkan, untuk tahap pertama akan dikembangkan seluas 104 hektare. Lahan ini sudah siap untuk dijual ke investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP)

[X]
×