Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) tidak akan berpartisipasi dalam pengelolaan usaha pertambangan. Ini setelah pemerintah memberikan kesempatan bagi organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan dalam mengelola tambang.
"Gereja Katolik selalu mendorong supaya tata kelola pembangunan taat asas pada prinsip pembangunan berkelanjutan, dimana pertumbuhan ekonomi tidak boleh mengorbankan hidup masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup. Karena itu KWI sepertinya tidak berminat untuk mengambil tawaran tersebut," kata Marthen Jenarut, Sekretaris Komisi Keadilan dan Perdamaian, Migrant, dan Perantau serta Keutuhan Ciptaan KWI saat dihubungi Kontan, Kamis (6/6).
Ia menambahkan, pada dasarnya KWI adalah lembaga keagamaan dan diakui negara sebagai badan hukum publik berdasarkan staatsblad 1927 dan dikukuhkan dengan penetapan kementerian Agama.
Baca Juga: Menteri Bahlil: Izin Tambang Akan Diberikan ke Badan Usaha Ormas
Sebagai lembaga keagamaan, urusan dan peran KWI hanya berkaitan dengan tugas-tugas kerasulan diakonia (pelayanan), kerygma (pewartaan), liturgi (ibadat), dan martyria (semangat kenabian).
"Dalam konteks tawaran negara bahwa lembaga keagamaan akan diberikan atau menjadi pemegang Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) atau IUP, KWI bersikap lebih memilih sikap tegak lurus dan konsisten sebagai lembaga keagamaan yang melakukan pewartaan dan pelayanan demi terwujudnya tata kehidupan bersama bersama yang bermartabat," kata Marthen.
Marthen juga menjelaskan bahwa dalam Gereja Katolik tidak dikenal istilah ormas keagamaan. "KWI tidak menciptakan sebuah ormas dan atau ada ormas yang kedudukannya di bawah garis struktural KWI," katanya.
Yang ada adalah ormas bentukan masyarakat dengan identitas dan semangat ajaran Agama Katolik. Karena itu ormas-ormas tersebut tidak di bawah garis struktur KWI/Keuskupan.
"Gereja katolik sangat mengharapkan supaya ormas-ormas dengan nama Katolik untuk taat terhadap prinsip spiritualitas dan ajaran sosial Gereja Katolik dalam setiap tindakkannya," imbuh Marthen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News