kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Konflik di Laut Merah, Distribusi Komoditas Impor Berpotensi Terdampak


Rabu, 24 Januari 2024 / 17:50 WIB
Konflik di Laut Merah, Distribusi Komoditas Impor Berpotensi Terdampak
ILUSTRASI. Kapal Perang Angkatan Laut India, INS Visakhapatnam dengan cepat merespons panggilan darurat dari kapal MV Genco Picardy di Teluk Aden, pada Rabu 17/1) sekitar pukul 23:11 waktu setempat. Konflik di Laut Merah, Distribusi Komoditas Impor Berpotensi Terdampak.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik di Laut Merah berpotensi berdampak pada distribusi komoditas impor ke Indonesia. 

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, impor yang terganggu meliputi impor minyak dan gas yang berasal dari negara timur tengah.

Kemudian, impor bahan baku plastik atau yang terkait dengan industri petrokimia, minyak nabati baik minyak zaitun, hingga minyak biji bunga matahari. 

Serta, komoditas yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan proses industri lebih lanjut akan mengalami gangguan dengan biaya logistik dan asuransi yang lebih mahal. 

Baca Juga: Konflik di Laut Merah, GPEI: Biaya Logistik Ekspor Naik 10%

"Meskipun sejauh ini dampak konflik laut merah ke harga minyak mentah relatif terbatas. Begitu juga dengan harga minyak nabati seperti sunflower oil yang terkoreksi 27% year on year hingga harga rapseed oil turun 17%," jelas Bhima kepada Kontan, Rabu (24/1).

Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno mengatakan, konflik di Laut Merah berdampak pada naiknya harga angkut ekspor ke negara negara tujuan. Seperti ke negara-negara Mediterania dan Eropa. 

Benny mengakui bahwa rute pengiriman barang saat ini melalui Tanjung Harapan Afrika Selatan. Adapun, komoditas ekspor antara lain sport shoes, furniture, pakaian jadi, makanan kering, produk turunan CPO, komponen otomotif dan elektronika. 

“(Biaya logistik ekspor) Mengalami kenaikan lebih dari 10%,” ujar Benny kepada Kontan, Rabu (24/1). 

Selain itu, Benny mengungkapkan bahwa ketersediaan kontainer kosong untuk kepentingan ekspor semakin berkurang dan penawaran angkutan kapal laut tidak berani membuka harga lebih dari dua bulan mendatang. Sehingga kepastian pengiriman lewat laut sulit untuk dipastikan. 

Baca Juga: Apa Dampak Gangguan Laut Merah Bagi Perekonomian Eropa?

“Hal ini kalau terlampau lama maka pembeli akan merubah asal import nya,” ucap Benny. 

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengingatkan, konflik yang terjadi di Laut Merah berpotensi untuk memberi dampak kepada kondisi perdagangan baik Indonesia maupun negara-negara lain. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×