Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pelan tapi pasti, program listrik 35.000 MW mulai menunjukkan perkembangan menggembirakan. Satu-persatu proyek unggulan Presiden Jokowi ini memasuki rangkaian tahapan tender. Salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1.
PT PLN (Persero) sebagai pemilik proyek Pembangkit Listrik dengan kapasitas 1.600 MW ini telah menyelesaikan dua evaluasi tender sekaligus pada minggu ini. Selain aspek teknis dan administrasi, hasil evaluasi tentang harga pun telah rampung.
Hasil evaluasi harga yang digelar Kamis kemarin telah didapatkan konsorsium yang mengajukan harga terendahnya. Beredar kabar, PT Pertamina yang menggandeng Marubeni dan Sojits adalah konsorsium yang mengajukan harga penawaran paling rendah.
Konsorsium Pertamina itu mengungguli tiga konsorsium lainnya yaitu konsorsium Medco-Nebras, Mitsubishi-Rukun Raharja-PT Pembangkitan Jawa Bali serta konsorsium Adaro Energi-Sembcorp.
Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan pihaknya bakal mengumumkan hasil evaluasi proyek Jawa 1 ini dalam waktu dekat. "Akan diumumkan minggu ini," ujarnya kepada wartawan, Rabu lalu di Jakarta.
Adapun terkait lahan yang akan digunakan apakah lahan reklamasi atau bukan, Iwan menyerahkan sepenuhnya kepada pemenang tender. "Permasalahan lahan diserahkan ke pengembang," ujarnya.
Persoalan lahan ini sempat mengemuka lantaran adanya opsi reklamasi yang diajukan peserta tender. Hal ini karena terdapat 2 pilihan titik serah listrik yakni di Muara Tawar (sekitar Teluk Jakarta) dan Cibatu Baru (Karawang).
Selain mengajukan penawaran paling rendah, konsorsium Pertamina yang juga mengajukan lahan di sekitar Cilamaya, Karawang, tanpa melakukan reklamasi. Sayangnya, ketika dikonfirmasi, Ketua konsorsium Pertamina-Marubeni-Sojits, Ginanjar, enggan berkomentar terkait hasil evaluasi proyek Jawa 1 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News