Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi Jakarta Raya mengungkapkan bahwa konsumsi listrik di wilayah Jakarta cenderung melambat selama pandemi virus Corona. Kondisi demikian diyakini bisa mempengaruhi kelangsungan bisnis perusahaan tersebut.
General Manager PLN UID Jakarta Raya Doddy B. Pangaribuan menyampaikan, sepanjang tahun ini beban puncak tertinggi di wilayah distribusi Jakarta terjadi pada Maret 2020 yakni sebesar 5.164 megawatt (MW). Beban puncak tersebut terjadi sebelum pemberlakuan kebijakan bekerja dari rumah dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlangsung sebagai antisipasi pandemi Corona.
Baca Juga: Begini langkah persiapan PLN Jakarta Raya menjelang lebaran
Setelah kebijakan tersebut muncul, konsumsi listrik di Jakarta memang cenderung menurun. Tercatat, beban puncak tertinggi di Jakarta selama masa pandemi terjadi di April lalu yakni hanya mencapai 4.170 MW.
Adapun untuk Hari Raya Idul Fitri nanti, diperkirakan beban puncak listrik di Jakarta berada di level 3.508,31 MW atau tumbuh 30,31% dibandingkan Hari Raya Idul Fitri di tahun lalu. Sekadar catatan, listrik di Jakarta dipasok dari 7 subsistem dengan kapasitas total mencapai 11.460 MW. Kemudian, tenaga listrik tersebut disalurkan melalui 58 Gardu Induk.
Lebih jauh, Doddy menyebut, konsumsi listrik di Jakarta dari sektor industri turun sekitar 30% sejak awal Maret hingga Jumat (22/5). Begitu pula dengan konsumsi listrik di sektor bisnis yang turun 40% di periode yang sama. “Sektor industri berpengaruh besar karena memiliki porsi 58% dari total konsumsi listrik di Jakarta,” kata dia dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/5).
Di sisi lain, konsumsi listrik di sektor rumah tangga untuk wilayah Jakarta tumbuh sekitar 6%. Hal ini seiring meningkatnya aktivitas masyarakat di rumah saat PSBB berlangsung.
Baca Juga: Amankan pasokan listrik lebaran, Dirut PJB pastikan 35 pembangkit beroperasi penuh
Doddy mengaku, pihaknya telah diminta oleh PLN pusat untuk memberikan skenario-skenario potensi pendapatan bila berkaca pada perkembangan wabah Corona di Indonesia, khususnya Jakarta. Bukan tidak mungkin akan terjadi koreksi pertumbuhan penjualan listrik PLN Jakarta Raya jika proses recovery ekonomi pasca pandemi Corona berjalan lambat.