kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi Meningkat, Intip Prospek Bisnis Produk Tembakau Alternatif


Senin, 27 Maret 2023 / 21:29 WIB
Konsumsi Meningkat, Intip Prospek Bisnis Produk Tembakau Alternatif
ILUSTRASI. KONTAN/Baihaki


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren konsumsi rokok elektrik atau vape  terus mengalami kenaikan secara global, termasuk di Indonesia. Dalam laporan berjudul A Roadmap To A Smoke Free Society yang dirilis asosiasi pakar kesehatan Swedia, penggunaan rokok elektrik juga cukup marak di kawasan Eropa.

Apalagi, beberapa negara telah melakukan improvisasi kebijakan yang aman menguntungkan. Misalnya dengan menggabungkan rekomendasi dalam Konvensi Kerangka Kerja WHO untuk Pengendalian Tembakau (FCTC) dengan kebijakan larangan merokok oleh pemerintah setempat.

Sementara berdasarkan laporan penggunaan tembakau pada usia dewasa (GATS), prevalensi perokok elektrik naik dari 0,3% pada 2011 menjadi 3% pada 2022. Tren peningkatan ini diperkirakan akan mendorong penerimaan negara dari sisi cukai hasil tembakau.

Menurut Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah, prospek bisnis rokok elektrik atau vape dipandang menjanjikan seiring dengan tren konsumsi yang terus meningkat. Apalagi, rokok elektrik bisa dikonsumsi dengan mudah dan memberikan keleluasaan bagi konsumen sehingga perlahan menjadi tren gaya hidup dewasa ini.

Dia mengatakan, konsumsi rokok elektrik pada umumnya lebih dilandasi faktor keleluasaan dari sisi tempat sehingga turut mengerek penjualan. "Mereka yang menggunakan vape dikarenakan adanya batasan ruang. Jadi yang merokok elektrik itu dia melakukannya di dalam mobil atau empat kerja," kata Piter, Senin (27/3).

Piter menambahkan, harga vape yang relatif lebih tinggi bukan menjadi hambatan bagi masyarakat untuk mengkonsumsi produk alternatif ini karena adanya faktor-faktor tadi. 

Salah satu pemain pada industri produk tembakau altenatif adalah RELX. Baru-baru ini perusahaan meluncurkan Waka Solo di Indonesia, yakni produk rokok elektrik sekali pakai (disposable electronic cigarette) dengan standar tinggi.

General Manager RELX Indonesia Yudhistira Eka Saputra, mengatakan produk itu dikembangkan dan diproduksi untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat dari perokok dan vapers tembakau untuk usia legal yang menginginkan sebuah pengalaman hebat dalam menikmati rokok elektrik sekali pakai dengan rasa premium.

"Kami antusias membawa Waka Solo ke Indonesia sebagai tanggapan atas meningkatnya permintaan konsumen dewasa akan rokok elektrik sekali pakai yang menawarkan kualitas, fitur inovatif, dan rasa yang luar biasa," kata dia dalam keterangan resminya, Senin (27/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×