kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Konsumsi plastik melejit di tengah pandemi, Sabic ciptakan solusi kemasan inovatif


Selasa, 01 Juni 2021 / 10:42 WIB
Konsumsi plastik melejit di tengah pandemi, Sabic ciptakan solusi kemasan inovatif
ILUSTRASI. Kantor pusat Saudi Basic Industries Corp (SABIC) di Riyadh, Arab Saudi


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sabic, perusahaan petrokimia yang berkantor pusat di Riyadh, Arab Saudi melihat penggunaan plastik diperkirakan akan terus meningkat untuk membantu memberi perlindungan terhadap tenaga medis yang berada di garis terdepan dan juga masyarakat dari Covid-19.

Selain itu, konsumsi kemasan plastik juga kerap meningkat untuk sektor konsumer khususnya untuk makanan selama pandemi bergulir. Untuk menjawab tantangan ini manajemen Sabic menegaskan diperlukan kolaborasi di segala aspek untuk menciptakan solusi inovatif untuk menangani masalah sampah plastik.

Janardhanan Ramanujalu, Vice President & Regional Head, Sabic South Asia & ANZ mengatakan di tengah pandemi global saat ini, alat-alat pelindung dan peralatan medis lainnya sangat dibutuhkan oleh tenaga medis yang bekerja di garda terdepan.

Sebagai perusahaan petrokimia, Sabic sampai mengalihkan dan meningkatkan produksi yang berkaitan dengan bahan baku pembuatan alat pelindung diri (APD) seperti kacamata medis, masker wajah, ventilator, alat uji Covid-19, dan peralatan medis lainnya. Tahun lalu SABIC menyuplai bahan baku produksi alat uji Covid-19 untuk mendukung produksi lokal.

Baca Juga: Melepas ketergantungan pada sektor minyak, ini yang dilakukan Arab Saudi

"Meskipun plastik telah memainkan peran penting di bidang kesehatan dan melindungi masyarakat selama pandemi, hal ini juga menyebabkan timbulnya masalah seputar pengelolaan sampah plastik akibat pembuangan yang tidak tepat," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (28/5).

Ramanujalu mengatakan untuk mewujudkan ekonomi sirkular, negara-negara Asia Pasifik semakin atau mulai meninggalkan model ekonomi lama yakni "ambil, buat, buang".

Dengan adanya pergeseran besar ini, sampah-sampah plastik tidak lagi dibuang akan tetapi digunakan kembali untuk membuat produk-produk baru dengan nilai ekonomi tinggi.

Secara bersamaan memberikan peluang bagi berbagai pihak/organisasi untuk menciptakan nilai dan turut serta menjaga lingkungan.

Dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga selama Covid-19, solusi pengemasan yang ramah lingkungan menjadi penting untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik.

Ramanujalu bilang untuk mengatasi masalah limbah plastik, Sabic sebagai perusahaan petrokimia yang mengedepankan inovasi, berkolaborasi dengan pelanggan untuk mengembangkan plastik ekonomi sirkular di mana produk dan bahan mentah tidak terbuang percuma tetapi digunakan untuk membuat produk baru yang berharga.

Selain itu, solusi kemasan plastik yang inovatif merupakan hal penting walaupun sering kali terlewatkan. Solusi ini dapat membantu melindungi serta memperpanjang umur simpan kebutuhan rumah tangga seperti makanan segar maupun olahan serta mengurangi limbah makanan.

Berdasarkan riset Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2011 lalu, sekitar 40% dari produksi pangan global hilang selama rantai pasokan pangan.

Hal ini membuktikan bahkan sebelum ataupun saat masa pandemi Covid-19, ketahanan pangan merupakan hal yang krusial dan tetap menjadi perhatian global.

"Kami secara konsisten telah membantu konsumen kami di Indonesia dengan memberikan solusi-solusi kemasan plastik yang inovatif dan berkelanjutan. Kemasan plastik ini juga dapat meningkatkan umur simpan makanan serta olahan segar," ujarnya.

Baca Juga: Sabic perluas bantuan kemanusiaan ke lebih dari 250.000 rumah tangga

Lebih lanjut, Ramanujalu memaparkan yang dia maksud dengan solusi adalah kemasan dengan lapisan multi-penghalang yang dirancang untuk melindungi makanan segar serta olahan yang dilengkapi dengan penyegelan berkualitas tinggi.

"Sabic berupaya membangun ekonomi sirkular sekaligus memenuhi kebutuhan produsen dan konsumen dengan memaksimalkan nilai dari plastik daur ulang. Namun, kami sadar tidak ada perusahaan yang dapat menangani masalah-masalah global sendirian. Dalam hal ini konsumen memainkan peran penting dengan membuang limbah secara bertanggung jawab," paparnya.

Oleh karenanya, Ramanujalu menegaskan, diperlukan kolaborasi di segala aspek dengan konsumen, pelaku ritel, pendaur ulang, serta pabrikan untuk menemukan solusi yang dapat bertahan dan memungkinkan bahan baku yang sudah tidak terpakai dikumpulkan dan diproses kembali untuk membuat produk-produk baru yang lebih bernilai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×