Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT PLN (Persero) memperkirakan, konsumsi listrik masa Lebaran akan mengalami penurunan 10% sampai 15% dibandingkan hari kerja normal. Penurunan konsumsi listrik terjadi karena banyak kantor, pabrik yang tidak beroperasi.
"Penurunan beban listrik dikarenakan industri dan kantor yang libur saat Lebaran," kata Direktur Utama PLN Nur Pamudji di Jakarta.
Dengan adanya penurunan beban listrik tersebut, lanjut Nur, PLN siap menghadapi periode Lebaran yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada H-3 hingga H+7 Lebaran.
Berdasarkan data perseroan, saat masa Lebaran, beban puncak di wilayah Jawa-Bali hanya 13.750 Megawatt (MW), sementara daya terpasang perseroan mencapai 23.640 MW, sehingga terdapat kelebihan 9.890 MW.
Sedangkan, untuk wilayah Indonesia bagian barat, beban puncak hanya 4.585 MW dari daya mampu 4.933 MW, sehingga berlebih 348 MW.
Untuk Indonesia bagian timur, beban puncak mencapai 2.067 MW dari daya mampu 2.358 MW, sehingga sisa 291 MW. Total untuk seluruh Indonesia, beban puncak diperkirakan sebesar 20.402 MW dari total daya mampu perseroan sebesar 30.931 MW. "Jadi total ada reserve margin sebesar 10.529 MW," ujar Nur.
Untuk mengamankan pasokan selama Lebaran, langkah antisipatif yang dilakukan perseroan antara lain dengan melakukan pemeliharaan yang dapat mengganggu pasokan listrik selama Lebaran, kecuali jika terjadi perbaikan dikarenakan adanya gangguan.
"Kami juga menyiapkan semua unit untuk meningkatkan kesiagaan dalam menjaga keandalan dan kualitas pasokan listrik," tambah Nur. Selain tidak melakukan tindakan pemeliharaan, Perseroan juga berkoordinasi dengan aparat terkait guna menjaga keamanan instalasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News