kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kontrak gross split WK Corridor diteken, ini harapan Menteri ESDM Arifin Tasrif


Senin, 11 November 2019 / 20:56 WIB
Kontrak gross split WK Corridor diteken, ini harapan Menteri ESDM Arifin Tasrif
ILUSTRASI. Menteri ESDM Arifin Tasrif


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wilayah Kerja (WK) Corridor resmi menggunakan kontrak bagi hasil gross split. Hal itu ditandai dengan penandatanganan antara para Kontraktor Kerjasama WK Corridor dan Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (11/11).

Menteri ESDM Arifin Tasrif yang hadir dalam penandatanganan tersebut mengatakan, pemerintah melalui telah memberikan keputusan terhadap pengelolaan lanjut WK Corridor pada tanggal 22 Juli 2019 melalui Kepmen ESDM No.128 K/10/MEM/2019.

Baca Juga: PGN dan Sinopec tandatangani perjanjian jual beli LNG

Setelah berakhirnya Kontrak saat ini pada tahun 2023, WK Corridor akan dikelola kembali oleh kontraktor eksisting yaitu ConocoPhillips (Grissik) Ltd., PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Corridor dan Talisman (Corridor) Ltd. yang saat ini menjadi Repsol dengan ConocoPhillips (Grissik) Ltd. sebagai operator.

"Pemerintah memandang bahwa kontraktor eksisting memiliki kemampuan teknis serta finansial yang baik untuk mengelola lanjut Wilayah Kerja Corridor sehingga diharapkan dapat memberikan konstribusi positif bagi penerimaan negara dan produksi migas nasional," kata Arifin.

Adapun, persetujuan perpanjangan Kontrak Kerja Sama WK Corridor telah ditetapkan dengan pemegang participating interest (PI), yakni: ConocoPhillips (Grissik) Ltd. (46%), Talisman Corridor Ltd. (Repsol) (24%), dan PHE Corridor (30%). PI yang dimiliki para pemegang interes tersebut termasuk PI 10% yang akan ditawarkan kepada Badan Usaha Milik Daerah.

Kontrak Bagi Hasil WK Corridor akan berlaku untuk 20 tahun, efektif sejak 20 Desember 2023 dan menggunakan skema gross split. Perkiraan nilai investasi dari pelaksanaan Komitmen Kerja Pasti (KKP) lima tahun pertama sebesar US$ 250 juta dan bonus tanda tangan sebesar US$ 250 juta.

Baca Juga: ConocoPhillips: Kami ikuti mekanisme transisi, saat ini fokus sisa masa kontrak

"Signature bonus tersebut merupakan yang terbesar kedua selama adanya Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Migas di Indonesia," sambung Arifin.

Menurut Arifin, WK Corridor merupakan salah satu wilayah kerja migas yang bernilai strategis mengingat besarnya produksi gas bumi dari WK ini. Arifin bilang, WK Corridor bisa memproduksi sekitar 1.100 MMSCF gas bumi per hari atau setara dengan 12% dari total produksi gas bumi nasional saat ini. "Sementara produksi minyak dan kondensat sekitar 6.600 BOPD," jelas Arifin.

Dengan ditandatanganinya kontrak perpanjangan wilayah kerja Corridor, Arifin menekankan kepada kontraktor agar tidak hanya dapat mempertahankan, namun juga meningkatkan laju produksi migas dari WK Corridor, disertai dengan penemuan cadangan migas.

"Bisa (menaikan produksi). Jangan sampai produksi turun, di-maintenance dulu kan mereka punya teknologi," kata Arifin.

Baca Juga: Kontraktor Migas Mulai Ajukan Perpanjangan Kontrak

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PHE Corridor, Taufik Aditiyawarman menjelaskan, setelah mendapat persetujuan perpanjangan dari Pemerintah, selanjutnya disepakati setelah tahun 2023 ditambah tiga tahun ke depan Conocophillips tetap akan menjadi operator.

Setelah itu, akan masuk masa transisi sebelum operator diserahkan kepada PHE Corridor. Artinya, operator WK Corridor selama 3 tahun pertama akan dilakukan oleh ConocoPhillips dan selanjutnya hingga akhir masa kontrak akan dilaksanakan oleh Pertamina.

Berdasarkan data saat ini, kata Taufik, WK Corridor memiliki luas 2.095,25 kilometer persegi sebagian besar berada di Provinsi Sumatera Selatan. Pertamina juga memiliki 4 wilayah kerja aktif di area Sumatera Selatan yaitu Pertamina EP Aset 1, PHE Jambi Merang, PHE Ogan Komering dan PHE Raja Tempirai.

Baca Juga: Sejumlah kontraktor migas mulai meminta perpanjangan kontrak blok migas

“Lokasi WK Corridor berada di wilayah administrasi yang sama dengan WK Jambi Merang yang saat ini dikelola oleh PHE Jambi Merang yaitu di Kabupaten Musi Banyuasin. Tentu ini akan menjadi nilai tambah bagi Pertamina saat menjadi operator WK Corridor," ujar Taufik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×