Reporter: Agustinus Beo Da Costa, Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Menjelang akhir tahun, kontraktor minyak dan gas bumi (migas) makin gencar melakukan aktivitas pengeboran eksplorasi, pengembangan dan produksi. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berharap kontraktor migas ini masih bisa memenuhi komitmennya untuk melakukan pengeboran hingga akhir tahun.
Salah satu yang tengah melaksanakan komitmen pengeboran sumur eksplorasi adalah China National Oil Offshore Company (CNOOC) SES Ltd. Mereka memulai pengeboran di sumur Rama F-03 ST di Blok South East Sumatera di lepas pantai Lampung.
Kepala Subbagian Komunikasi dan Protokoler SKK Migas Zuldadi Rafli bilang, pihaknya baru saja menyetujui anggaran pembelanjaan dalam proyek pemboran di Sumur Rama F-03 ST di Blok South East Sumatera yang akan digarap oleh CNOOC. Dengan demikian, CNOOC sudah boleh memulai aktivitas pengadaan barang dan jasa. "Pengadaan barang bisa dilakukan sampai tahun depan hingga dimulainya pengeboran sumur disana," ungkap dia ke KONTAN, Senin (6/10).
Perlu diketahui, biaya eksplorasi rata-rata mencapai US$ 10 juta–US$ 15 juta per sumur atau sekitar Rp 100 miliar–Rp 150 miliar.
Adapun, Blok South East Sumatra (SES) terletak di perairan dangkal Laut Jawa. CNOOC memiliki 65,45% saham sekaligus operator blok ini. Sisanya dimiliki oleh Inpex sebesar 13,07 %, Pertamina 7,48%, PT Saka Energi sebesar 8,91% dan Risco Energy sebesar 5%.
Selain CNNOC, kontraktor yang mulai pengeboran eksplorasi, adalah anak usaha Pertamina EP, PT Pertamina EP Bunyu Field. Direktur Utama Pertamina EP Adriansyah bilang, kegiatan eksplorasi B-1514 dan B-1314 ini bisa selesai dalam waktu 30 hari.
"Saya belum bisa menyebut detail berapa kapasitasnya, tetapi yang jelas kapasitas produksi bisa dilihat dari kedalaman sumur yang akan dibor," katanya kepada KONTAN, Senin (6/10). Ia bilang, Sumur B-1514 yang berlokasi di Desa Bunyu Barat dan Sumur B-1314 di Desa Bunyu Selatan, Kecamatan Bunyu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Pengeboran sedalam 3.000 meter (m).
Menurut Adriyansyah, pada September tahun ini Pertamina EP sudah mengeksplorasi sekitar tujuh hingga delapan sumur di Lapangan Bunyu. Target akhir tahun 12 sumur eksplorasi. Sedangkan untuk sumur produksi hingga mencapai 88 sumur.
Selain itu, ada juga kontraktor yang tengah melakukan pengeboran yakni Interra Resources Limited melalui anak perusahaannya, Goldwater TMT Pte. Ltd. (GTMT). Perusahaan yang melantai di bursa Singapura tersebut telah memulai pengeboran sumur pengembangan di Sumur TMT-61 di Lapangan Tanjung Miring Timur (TMT), Sumatera Selatan.
Saat ini, Lapangan Tanjung Miring Timur sudah menghasilkan produksi hingga 225.000 barel minyak. Chief Executive Officer Interra Resources Marcel Tjia mengatakan Goldwater TMT memiliki 100% saham di kontrak bantuan teknis alias Technical Assistance Contract (TAC) Lapangan TMT Field dan biaya pengeboran akan didanai oleh dana internal perseroan. "Sumur TMT-61 adalah yang kedua dari empat sumur pengembangan yang masuk dalam program," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News