Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Penurunan harga minyak dunia membuat perusahaan minyak dan gas bumi (migas) gelisah. Pasalnya, kegiatan produksi saat ini tidak mencapai tingkat keekonomian. Alhasil, mereka beramai-ramai meminta renegosiasi dengan perusahaan jasa migas yang menjadi kliennya.
Manager Eksplorasi PT Sele Raya, Eko Arianto membeberkan, pihaknya sudah minta potongan harga atau diskon untuk tarif jasa migas dari vendor, tapi negosiasi tarif baru dilakukan pada kontrak-kontrak baru atau kontrak yang diperpanjang.
Ada negosiasi yang berhasil dan ada yang tidak. "Namun rata-rata kami mendapatkan diskon hingga 5%," ujar Eko Arianto kepada KONTAN, Selasa (10/2). Tanpa merinci berapa tarif jasa migasnya.
Human Relationship, Communication and General Service Manager Total EP Indonesie, Arividya Noviyanto menyatakan, saat harga belum minyak turun, sekitar awal 2014, Total EP sudah meluncurkan program pengendalian biaya. Meski mengurangi biaya, Total EP tak mengurangi kepentingan safety. "Salah satunya adalah dengan renegosiasi unit price dengan para vendor dan kami telah mendapatkan respons positif," ujar dia.
Public Relation Manager Pertamina EP Muhammad Baron menambahkan, Pertamina EP juga melakukan upaya untuk penyesuaian harga dengan pihak mitra maupun vendor. Namun, Pertamina EP tidak bisa serta merta meminta penurunan harga karena ada kontrak kerjasama yang telah disepakati sebelumnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk Imron Gazali bilang, pihaknya memang menurunkan biaya di semua area operasi. "Jadi ini merupakan arahan SKK Migas," kata dia. Sehingga revisi tarif jasa migas bukan saja Medco yang melakukan tetapi juga kontraktor lain.
Adanya permintaan untuk melakukan negosiasi tarif jasa migas ini dibenarkan oleh perusahaan jasa migas PT Elnusa Tbk. Division Head of Joint Venture and Strategic Planning Elnusa, Sri Nurbito bilang, secara umum memang ada klien yang meminta renegosiasi tarif. "Tidak ada standar penurunannya, tetapi kurang lebih 5%," tegas dia.
Pengamat Migas Jhon Karamoy menilai, renegosiasi soal tarif jasa migas merupakan hal yang biasa. Jika harga minyak mengalami kenaikan, perusahaan jasa migas akan menaikkan tarif jasa mereka. Karena, mereka beranggapan, harga minyak yang tinggi membuat perusahaan migas mendapatkan keuntungan yang besar.
Namun, kenaikan tarif jasa itu dilakukan secara perlahan hingga mencapai harga wajar ketika harga minyak sebanding dengan tarif jasa. "Ketika harga minyak turun drastis hingga 50% dalam waktu enam bulan seperti saat ini, perusahaan migas akan meminta agar tarif jasa migas diturunkan juga," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
