Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perusahaan kontraktor bidang mekanikal dan elektrikal, PT Wisma Sarana Teknik (WST) mengungkapkan sejumlah tantangan bisnis kontraktor di di Tanah Air.
Direktur Utama PT Wisma Sarana Teknik Doni Tjahjadi mengidentifikasi bisnis kontraktor mekanikal dan elektrikal di Indonesia seperti halnya roller coaster, bergerak dinamis dan cepat.
Hal tersebut menjadi tantangan yang dialami oleh WST selama 50 tahun, di antaranya berjibaku dengan krisis keuangan 1998, krisis internal 2004, 2019, kemudian menghadapi pandemi Covid-19.
"Berangkat dari pengalaman tersebut, kini WST mulai bergerak naik lagi dari kontrak-kontrak pekerjaan yang diperolehnya. Kami optimistis kinerja WST 2024 akan lebih baik dari 2023," kata Doni di Jakarta, Rabu (27/6).
Selain itu, Doni berambisi agar ke depan WST menjadi perusahaan yang agile, fleksibel, dan adaptif terhadap pasar yang bergerak dinamis dan cepat.
Sementara itu, Founder sekaligus Komisaris WST Tjahjadi Aquasa mengungkapkan ada tiga penyebab tantangan bisnis kontraktor di Indonesia yaitu dari sisi bisnis, engineering, hukum, hingga sosial masyarakat yang seringkali menghambat proses.
Ia menjelaskan, pertama, sistem kontrak di Indonesia untuk proyek tidak adil karena kontraktor selalu di posisi bawah, baik di swasta maupun pemerintah. Sebab, kontraktok sering kali tidak dapat mengklaim kerugian tertentu, sedangkan pemilik proyek bisa dengan bebas melakukan denda ketika mengalami keterlambatan atau kesalahan.
Kedua, ketika memilih kontraktor lazim memilih dengan yang harga terendah, alih-alih mempertimbangkan kualitas, kecepatan, pelayanan, hingga pengalaman. Tjahjadi mencontohkan bahwa saat ini kebanyakan proyek pembangunan hanya mencari kontraktor denganharga rendah tanpa memperhatikan kualitasnya.
Tantangan terakhir, kata Tjahjadi, pembinaan pemerintah perlu didorong untuk kemapanan kontraktor nasional sehingga bisa bersaing dengan adil di dalam negeri dan mampu menggarap proyek internasional.
Memasuki Usia 50 Tahun
Memasuki usia ke-50 tahun, PT Wisma Sarana Teknik (WST), perusahaan kontraktor bidang mekanikal dan elektrikal, berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pembangunan sektor mekanikal dan elektrikal di tanah air.
PT Wisma Sarana Teknik merayakan mengundang para mitra, vendor, supplier, subkontraktor, dan instansi lain seperti PT PLN (Persero) untuk turut merayakan perjalanan perusahaan selama setengah abad di Hotel Westin, Rabu (26/6/2024).
“Perjalanan 50 tahun Wisma Sarana Teknik menjadi sebuah pencapaian yang patut untuk disyukuri bersama dengan para mitra kami bahwa perusahaan ini tetap eksis. Kami berharap eksistensi Wisma Sarana Teknik bisa menjadi inspirasi baik siapa pun, perusahaan, pebisnis, masyarakat bahwa kalau kita berusaha keras dan fokus, maka akan menghasilkan mental tahan uji. Selama 50 tahun ini banyak sekali tantangan yang kami hadapi, setidaknya ada 3 kali tantangan yang sangat berat dihadapi Wisma Sarana Teknik,” ujar Direktur Utama PT Wisma Sarana Teknik Doni Tjahjadi dalam acara HUT Ke-50 PT Wisma Sarana Teknik dengan tema ‘Golden Age Celebration: Lifetime Legacy’ di Hotel Westin, Rabu (26/6/2024).
Tidak hanya para mitra, perusahaan yang berdiri pada 26 Juni 1974 ini turut merayakan HUT Ke-50 bersama dengan para karyawan yang telah berdedikasi dan solid dalam kerja sama tim selama ini. Perayaan ini juga disertai dengan peluncuran buku biografi: Ir. Tjahjadi Aquasa: Never Ending for Learning, Doing, and Teaching. Tjahjadi Aquasa merupakan pendiri Wisma Sarana.
Suasana perayaan setengah abad ini berlangsung meriah dengan berbagai hiburan musik dan kuis serta sesi talk show lifetime legacy 50 tahun WST. Para tamu dan mitra tampak antusias mengikuti acara ini. Di akhir acara, beberapa kolega Tjahjadi Aquasa memberikan testimoni tentang sosoknya selama ini.
Dalam kesempatan ini, Doni juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh stakeholder, pemerintah sebagai regulator, PT PLN (Persero), para mitra seperti vendor, supplier, para karyawan perusahaan, dan masyarakat yang telah bekerja sama dengan baik selama ini.
"Kami bersyukur dapat melalui perjalanan setengah abad dengan berbagai tantangan, beragam krisis baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Kami bisa menjaga eksistensi perusahaan berkat dukungan dari stakeholder dan sinergi yang baik dengan seluruh mitra. Kami berkomitmen untuk terus berkontribusi untuk memberikan layanan jasa kontraktor di bidang mekanikal dan elektrikal di tanah air," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, WST juga menyalurkan dana kegiatan sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) kepada Yayasan Berkat Obor Indonesia. Perusahaan konsisten menjalankan kegiatan sosial sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. Momen HUT Ke-50 ini juga menjadi kesempatan perusahaan untuk memberikan penghargaan kepada para mitra-mitranya yang telah bersinergi selama ini.
Setelah menyelesaikan studi S1 dan S2 Teknik Mesin di Amerika Serikat, Doni kembali ke Indonesia pada tahun 2001. Akan tetapi, dia baru bergabung ke dalam WST pada tahun 2004. Doni tidak langsung menempati posisi top manajemen, tetapi mulai dari bawah sebagai purchasing. "Saya bergabung dengan Wisma Sarana Teknik tahun 2024 ketika perusahaan sedang krisis. Waktu itu saya belum memahami seluk beluk kontraktor mekanikal dan elektrikal," tuturnya.
Setelah bergabung sekitar 20 tahun, Doni telah mengidentifikasi bisnis kontraktor mekanikal dan elektrikal seperti halnya roller coaster, bergerak dinamis dan cepat. Hal ini dialami oleh Wisma Sarana Teknik selama eksis 50 tahun. Berjibaku dengan krisis keuangan 1998, krisis internal 2004, 2019, kemudian menghadapi pandemi Covid-19. Berangkat dari pengalaman tersebut, kini tepat memasuki usia ke-50, WST mulai bergerak naik lagi dari kontrak-kontrak pekerjaan yang diperolehnya. "Kami optimistis kinerja WST 2024 akan lebih baik dari 2023."
Selain itu, Doni menginginkan agar ke depan Wisma Sarana Teknik menjadi perusahaan yang lincah (agile), fleksibel, dan adaptif terhadap pasar yang bergerak dinamis dan cepat.
Tjahjadi Aquasa yang kini menjadi komisaris WST merupakan Lulusan SI Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB). Tjahjadi menyampaikan bahwa perjalanan 50 tahun WST merupakan suatu usaha yang patut disyukuri. Dari awal, dia tidak terpikir untuk memiliki perusahaan yang bisa bertahan hingga 50 tahun.
Hanya bermula keinginan menjadi direktur, kemudian dia keluar dari tempat kerja dan mulai mendirikan WST pada 1974. Tantangan demi tantangan bisa diatasi sehingga mendatangkan berbagai keberhasilan yang mengantarkan Tjahjadi menjadi pebisnis. Dia lebih fokus pada membuka lapangan pekerjaan sehingga bisa bermanfaat bagi banyak orang.
“Tantangan diatasi karena cari peluang, kemudian melihat peluang sehingga terus berkarya. Tema HUT ini adalah lifetime legacy berarti saya mewarisi untuk putra-putri saya. Saya mau ini jadi legacy, bisa hidup selamanya, bukan perusahaan saja, tapi pengalaman saya yang telah dituliskan dalam sebuah buku. Semoga bermanfaat bagi banyak orang dan apa yang kita hasilkan bisa menjadi legacy untuk masyarakat,” tutur Tjahjadi.
Dia menyadari bahwa eksistensi WST berkat sinergi, kerja sama, dan dukungan semua pihak termasuk karyawan yang solid. “Kami berhasil melalui berbagai tantangan selama melalui perjalanan setengah abad. Kini, kami akan terus berkontribusi untuk memajukan pembangunan sektor mekanikal dan elektrikal di tanah air. Saya tidak akan berhenti untuk terus belajar, bekerja, serta mengajarkan dan membagikan ilmu dan pengalaman kepada orang lain untuk meninggalkan warisan sepanjang hidup (lifetime legacy)," kata Tjahjadi Aquasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News