Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan produsen jamu dan obat herbal PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan kontribusi penjualan digital kurang dari 1% dari total penjualan. Meskipun demikian, angka ini diproyeksikan sebagai peluang yang cukup menjanjikan melihat perubahan cara belanja konsumen saat ini yang mulai beralih ke digital.
"Kontribusi penjualan digital/online masih kurang dari 1% terhadap total penjualan Sido Muncul. Ini merupakan peluang yang cukup menjanjikan dengan adanya perubahan cara berbelanja konsumen," kata Direktur Utama SIDO David Hidayat kepada KONTAN 23/09).
Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan penjualan digital tahun ini meningkat pesat lebih dari 128% dibandingkan tahun lalu. Meskipun tidak disebutkan berapa besar perbandingan nilainya, David mengatakan pencapaian tersebut bersumber dari penjualan langsung ke konsumen dan juga penjualan dari mitra/reseller resmi SIDO.
Baca Juga: Siapkan Dana Capex Rp 200 Miliar, Begini Agenda Sido Muncul (SIDO) Hingga Akhir 2022
"Pertumbuhan penjualan digital secara kuantitas dan value dari tahun ke tahun terus meningkat pesat lebih dari 128% dibanding tahun lalu, Pencapaian tersebut bersumber dari penjualan langsung ke konsumen dan mitra/reseller resmi Sido Muncul," kata David Hidayat kepada KONTAN (23/09).
Asal tahu saja saja SIDO mencatatkan penjualan sebesar Rp 1,61 triliun di semester I-2022. Jumlah ini turun 2,6% dari tahun lalu Rp 1,65 triliun.
Ke depannya untuk meningkatkan penjualan, perseroan akan memanfaatkan potensi perkembangan era digital dengan penyedia platform business to consumer (B2C) dan business to business (B2B).
"Kami akan terus memanfaatkan potensi perkembangan era digital dengan terus aktif dan mengembangkan kerjasama dengan penyedia platform B2C/B2B online. Dengan harapan bisa meningkatkan penjualan sampai berkali-kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya," kata David.
Potensi dunia digital diproyeksikan akan terus bertumbuh positif. Saat ini Indonesia merupakan mayoritas pengguna digital terbesar di kawasan Asia Tenggara, dengan jumlah 160 juta pengguna aktif.
Angka ini berdasarkan data laporan dari Meta dan Bain & Company melalui SYN Sotheast Asia 2022, dimana Indonesia diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan penjualan e-commerce dengan nilai penjualan bruto atau gross merchandise value (GMV) yang ditaksir mencapai US$ 56 miliar di tahun 2022, angka ini bertumbuh 14% dari GMV tahun sebelumnya US$ 49 miliar.
Melihat hal ini, bisa dipastikan proyeksi penjualan e-commerce masih bertumbuh positif meskipun peningkatannya lebih lambat. Dengan berkembangnya era digital, begitupun SIDO sudah mulai bergerak aktif di berbagai platform digital terutama di marketplace.
Saat ini selain melakukan penjualan di berbagai marketplace, SIDO juga melakukan penjualan digital melalui website-nya dengan alamat www.sidomunculstore.com. Dari website ini perseroan juga menyediakan kesempatan untuk para reseller yang ingin menjadi mitra bisnis SIDO.
Dalam wawancara KONTAN dengan David yang dikutip bulan lalu, SIDO tengah melakukan pemasaran secara bertahap melalui media sosial. Setidaknya anggaran pemasaran digital ini akan menggunakan dana promosi sebesar 10%-11%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News