kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kosmetik lokal bersaing sengit dengan impor


Kamis, 21 Februari 2013 / 10:21 WIB
Kosmetik lokal bersaing sengit dengan impor
ILUSTRASI. Kualifikasi Piala Dunia 2022 Kolombia vs Brasil: Los Cafeteros tahan 0-0 Selecao


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Walaupun tersaing kosmetik impor, para pebisnis kosmetik dalam negeri yakin, nilai penjualan produk-produk kosmetik buatan lokal di kuartal satu 2013 bisa naik 15% menjadi Rp 2,8 triliun.  Kenaikan daya beli masyarakat diharapkan akan menopang kenaikan ini.

Nuning S Barwa, Ketua Umum Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia, mengatakan, selain daya beli, optimisme pertumbuhan penjualan   ini juga karena produsen terus mengembangkan jenis produk sehingga variasi produk makin banyak."Jadi segmen pasar produk yang masuk ke pasar akan lebih banyak," katanya, Rabu (20/2).

Selain itu, langkah beberapa produsen melebarkan pasar ke Indonesia Timur turut meningkatkan nilai penjualan produk kecantikan ini. Sebelumnya, pasar di kawasan ini belum banyak tergarap.

Sayangnya, prediksi pertumbuhan kosmetik domestik ini masih kalah jauh ketimbang kosmetik impor. Menurutnya, pertumbuhan bisnis kosmetik impor lebih pesat ketimbang yang lokal.

Ia berucap, saat ini, produsen kosmetik impor amat gencar berpromosi lewat agen penjual produk tersebut. Nuning bilang, promosi produk-produk impor tersebut dilakukan bukan hanya dengan promosi gila-gilaan, juga tapi lewat multi level marketing (MLM) yang tidak perlu keluar biaya promosi besar. "Kami perkirakan pertumbuhan kosmetik impor bisa 30% tahun ini," ucapnya.
 
Peningkatan penjualan kosmetik impor ini seiring pemberlakuan perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN. Diberlakukannya harmonisasi tarif impor sesama negara ASEAN membuat prosedur impor kosmetik dari kawasan ini menjadi lebih mudah.

Ini jelas menjadi ancaman bagi pemain kosmetik lokal.  Putri K Wardhani, Direktur Utama PT Mustika Ratu Tbk menyatakan kenaikan biaya produksi lantaran kenaikan upah pekerja dan biaya listrik bisa menyurutkan daya saing produk kosmetik lokal terhadap produk impor. "Ini memberatkan kami," katanya.

Beruntung bagi Putri, dengan kekuatan merek dagang Mustika Ratu yang sudah dikenal, menjadi salah satu senjata pamungkas untuk bisa besaing dengan produk kosmetik impor. Ia pun menargetkan pertumbuhan bisnis Mustika Ratu tahun ini bisa tumbuh dua digit.

Untuk itu, Mustika Ratu akan terus berpromosi untuk memperkuat pencitraan. Mereka juga berencana menelurkan beberapa produk baru di tahun ini. "Karena akhir tahun 2012 kami sudah mengeluarkan produk baru kemungkinan produk ini akan keluar akhir 2013," katanya.

Pertumbuhan dua digit, atau sekitar 15% Nuning perkirakan juga terjadi untuk produk kosmetik lokal selama tahun ini. Artinya, penjualan kosmetik lokal selama 2013 bisa tembus Rp 11,22 triliun.

Bila pertumbuhan kosmetik impor bisa mencapai 30%, maka nilai penjualan produk ini bisa tembus Rp 3,17 triliun. Tahun lalu, penjualan kosmetik impor mencapai sekitar  Rp 2,44 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×