kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kotek Ayam di Jakarta Makin Lirih


Rabu, 24 Maret 2010 / 10:15 WIB
Kotek Ayam di Jakarta Makin Lirih


Sumber: Kontan | Editor: Test Test

JAKARTA. Pedagang ayam potong mulai mengurangi pasokan ayam yang dijualnya di sejumlah pasar di DKI Jakarta. Pasalnya, mereka khawatir memasok banyak ayam karena Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4/2007 tentang Larangan Ayam Hidup Masuk Jakarta akan mulai berlaku tanggal 25 April 2010 mendatang.

Misalnya saja pasokan ayam di kawasan Pulo Gadung. Biasanya, dalam satu hari pasokan ayam di kawasan Pulo Gadung mencapai 250.000 ekor. Namun belakangan ini jumlahnya sudah berangsur menurun. “Sekarang mungkin hanya tinggal 150.000 ekor saja,” kata Hendry Pamino, Direktur CV Panjaya Utama, satu pemasok ayam di Pulo Gadung, Selasa (23/3).

Kendati Perda tersebut baru akan berlaku sebulan mendatang, namun Hendry memperkirakan jumlah ayam yang akan masuk ke pasar-pasar tradisional di Jakarta akan makin menyusut. “Sebagian pedagang sudah mengalihkan usahanya,” kata Hendry.

Hendry menilai, tidak seluruh pedagang ayam mampu merubah metode penjualannya dari menjual ayam hidup di pasar menjadi menjual ayam dalam keadaan sudah terpotong. Dus, kesiapan infrastruktur yang minim juga akan menjadi pemicu anjloknya pasokan ayam di Jakarta.

Hitungan tersebut diakui oleh Gigih Guntoro, Juru Bicara Masyarakat Pemerhati Ketahanan Pangan. Saat ini, banyak pedagang ayam yang khawatir kehilangan sumber pendapatannya. “Mereka sudah mengurangi pasokan karena di pasar mereka sudah dapat peringatan,” kata Gigih.

Gigih mengorganisir pedagang ayam untuk melakukan rentetan demonstrasi di Jakarta (23/3) menolak perda tersebut.
Adapun Pasar yang ditengarai akan mengalami penurunan pasokan selama demo berlangsung, antara lain Pasar Cengkareng, Pulau Gadung, Senen, Pasar Kemayoran, dan Cipulir.

Berdasarkan data Pusat Informasi Pasar Unggas (Pinsar), jumlah kebutuhan unggas di DKI Jakarta mencapai 800.000 ekor per hari. Sayangnya, kapasitas produksi rumah pemotongan ayam (RPA) hanya 500.000 ekor. "Akan ada sekitar 300.000 ekor yang belum bisa diproses,” kata Wakil Ketua KADIN Bidang Kelautan, Peternakan, dan Perikanan Juan Permata Adoe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×