kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

KPI Beberkan Alasan Keterlambatan FID Kilang Tuban


Selasa, 11 Maret 2025 / 16:39 WIB
KPI Beberkan Alasan Keterlambatan FID Kilang Tuban
ILUSTRASI. Lahan yang akan dipakai Pertamina untuk proyek kilang baru GRR Tuban. Proyek Grass Root Refinery (GRR) atau Kilang Tuban mengalami keterlambatan. Skala proyek yang membesar membuat proyek ini butuh waktu lama.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengungkapkan faktor yang menyebabkan keputusan akhir investasi (Final Investment Decision/FID) untuk proyek Grass Root Refinery (GRR) atau Kilang Tuban mengalami keterlambatan.

Corporate Secretary KPI Hermansyah Y. Nasroen mengatakan, skala proyek yang besar dan pembangunannya yang dimulai dari nol menjadi alasan utama mengapa FID memerlukan waktu lebih lama.

"Karena proyek ini kan besar sekali, dan grass root itu dimulai dari nol. Jadi memang proses FID-nya agak lama mungkin ya," kata Hermansyah saat ditemui di Jakarta, Senin malam (10/3).

Meskipun demikian, ia menegaskan tidak ada hambatan berarti dalam penyusunan FID, dan KPI tetap menargetkan keputusan tersebut dapat diselesaikan tahun ini.

"Memang mungkin perhitungannya, FIC tender-nya yang membuat sedikit terlambat," tambahnya.

Baca Juga: Kementerian ESDM Masih Kaji Investasi Kilang Tuban Garapan Rosneft

Setelah FID disetujui, KPI akan segera memasuki tahap pembangunan dan konstruksi kilang. Namun, pelaksanaan proyek ini masih bergantung pada finalisasi keputusan investasi tersebut. Saat ini, KPI masih mengerjakan penyusunan FID secara bersamaan dengan proses tender Integrated Project Consultant (IPC).

Hermansyah juga memastikan kemitraan dengan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft, tetap berjalan dalam skema Joint Venture (JV).

"Kami masih bersama Rosneft dan terikat dengan JV tersebut," katanya.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih membahas mengenai kelanjutan investasi proyek Grass Root Refinery (GRR) atau Kilang Tuban yang digarap bersama PJSC Rosneft.

Baca Juga: Usai Gabung BRICS, Bagaimana Nasib Kilang Tuban?

Ketidakpastian terkait keputusan investasi akhir (Final Investment Decision/FID) dari Rosneft Singapore Pte Ltd menjadi alasan proyek ini masih terkatung-katung.

Sebelumnya, masuknya Indonesia ke forum ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) memberikan peluang baru dalam hubungan dagang dan geopolitik, termasuk potensi impor minyak dari Rusia. Namun, langkah ini tampaknya tidak berdampak signifikan pada kepastian proyek Kilang Tuban, yang sejak lama terkendala finalisasi investasi.

Selanjutnya: Ada BBRI, ANTM, dan UNVR, Cek Top Gainers LQ45 saat IHSG Turun pada Selasa (11/3)

Menarik Dibaca: 7 Cara Menyembuhkan Asam Urat dengan Cepat, Simak Penjelasannya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×