Reporter: Yuwono Triatmodjo,Aprillia Ika | Editor: Test Test
JAKARTA. Pengusutan dugaan penyuapan anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Muhammad Iqbal oleh petinggi Grup Lippo Billy Sindoro terus bergulir. Kemarin, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor KPPU, rumah Iqbal, dan kantor Lippo e-Net secara serentak.
Penggeledahan itu berlangsung pukul 11.00 WIB. Tim penyidik KPK yang berjumlah 11 orang menyisir ruang kerja Muhammad Iqbal, Benny Pasaribu dan Anna Maria Tri Anggraeni di kantor KPPU. Muhammad Iqbal, Benny Pasaribu dan Anna Maria adalah majelis komisi yang memeriksa kasus dugaan monopoli siaran Liga Inggris.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Chandra M. Hamzah memastikan dugaan suap sebesar Rp 500 juta ini berkaitan dengan perkara monopoli siaran Liga Inggris itu. KPPU sudah memutuskan perkara itu pada 29 Agustus 2008 lalu.
Di waktu yang sama, KPPU juga menggeledah ruang kerja Billi Sindoro di Lippo e-Net yang terletak di kawasan Lippo Karawaci, Tangerang. Selain membawa sejumlah dokumen, penyidik KPK juga memboyong dua karyawan Lippo e-Net. Keduanya adalah Sugeng dan Agus. Sedangkan, penggeledahan di rumah Iqbal gagal lantaran tidak ada penghuninya.
Wakil Ketua KPK Muhammad Yassin menyatakan penggeledahan ini untuk mencari bukti dugaan suap itu. KPPU tak mempermasalahkan penggeledahan ini. Begitu pula dengan Lippo e-net.
Ketua KPPU Syamsul Maarif mendukung pengusutan tuntas dugaan suap yang membikin wajah wasit persaingan usaha ini ternoda. Namun KPPU tetap yakin dengan putusannya mengenai dugaan monopoli siaran Liga Inggris itu kendati banyak orang meragukan keadilannya.
Anna Maria, Ketua Majelis Komisi yang memutuskan perkara ini menyatakan, putusan yang mengharuskan All Asia Multimedia Networks menjaga hubungan dengan PT Direct Vision adalah demi pelanggan. "Jika kontraknya putus akan merugikan pelanggan," ujar Anna Maria.
Sementara SS Wibowo, Media Relations Lippo e-Net, menegaskan Billy tak lagi memiliki jabatan struktural di perusahaan itu sejak 11 Juni 2008. "Saat ini beliau menjadi staf ahli," katanya.
Terkuaknya dugaan suap ini membuat Wakil Presiden Jusuf Kalla terheran-heran. Sebab, masih ada pejabat yang berani melakukan korupsi. "Kok, belum kapok-kapok," katanya.