Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) menjajaki peluang ekspor baja ke sejumlah negara di 2025.
Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar menuturkan KRAS akan terus melihat peluang-peluang untuk melakukan ekspor ke negara-negara yang mengalami pertumbuhan permintaan baja seperti di negara ASEAN, Eropa dan Timur Tengah.
“Kami telah memiliki sejarah panjang dalam melakukan ekspor di negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, termasuk telah melakukan penetrasi pasar di Australia, Eropa, bahkan ke Afrika,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (12/2).
Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) Teken Kesepakatan Pasok 384 Ribu Ton Baja HRC
Selain itu, manajemen juga telah melakukan kerjasama dengan mitra strategis untuk meningkatkan daya saing sehingga produk baja nasional dapat bersaing di pasar global. Tahun lalu, bersama mitra strategis, KRAS telah dapat mengekspor produk baja lapis ke berbagai negara, seperti Kanada, Australia dan Puerto Rico.
“Dengan dukungan pemerintah dan kerjasama dengan mitra strategis di industri hilir, peluang ekspor diharapkan akan dapat kembali diraih dan ditingkatkan pada tahun 2025,” ungkapnya.
Tak hanya fokus di pasar ekspor, manajemen juga tetap mengutamakan permintaan domestik. KRAS saat ini fokus pemenuhan kebutuhan baja dalam negeri untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan hilirisasi yang menjadi bagian dari prioritas pemerintah.
Target tahun ini
Tahun ini, KRAS menargetkan total penjualan baja konsolidasi dapat mencapai 1,7 juta ton, atau meningkat 135% secara tahunan (year on year/yoy) dari tahun 2024. Menurut Akbar, target penjualan itu terdiri dari HRC sebanyak 955.500 ton, CRC 512.000 ton, Pipa dan Long product 252.300 ton.
“Target itu dipasang seiring dengan kembali beroperasinya pabrik Hot Strip Mill (HSM) I serta peningkatan kinerja di berbagai fasilitas produksi KS Grup,” katanya.
Optimisme tersebut juga diperkuat dengan adanya kerja sama (long term supply agreement) antara KRAS dengan 23 perusahaan distributor, pabrikan, hingga coil centre, untuk suplai produk selama kurun waktu dua tahun ke depan.
Sinergi tersebut telah memunculkan berbagai peluang baru, termasuk melakukan ekspor ke berbagai negara di tahun lalu.
“Selain itu, strategi efisiensi secara konsisten juga terus dijalankan untuk menjaga kinerja positif di tahun 2025,” paparnya.
Selanjutnya: Bos Sinar Mas Ungkap Peluang Pengembangan Sawit Nasional
Menarik Dibaca: Single's Inferno dan 4 Dating Show Populer Cuma di Netflix
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News