Reporter: Aprillia Ika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Di hari Valentine, kue tar juga dapat digunakan sebagai kado istimewa. Sayangnya, harga kue tar yang lumayan mahal membuat orang berpikir dua kali untuk merogoh koceknya.
Tak heran, jika beberapa gerai kue tar mengalami penurunan pembelian. Salah satu pembuat kue tar, Yustina Sri Pujiastuti yang membuka gerainya di lebak Bulus, Jakarta, juga merasakannya.
Tahun 2008 lalu, Yustina mendapat pesanan sekitar 30 kue tar khusus Valentine. Dari pesanan tersebut, omzet Yustina melonjak sampai 15% dibanding hari biasa. Padahal, di luar hari kasih sayang itu, omzet rata-rata Yustina hanya sampai Rp 7 juta saja.
Sayangnya di tahun 2009 ini, penjualan kue tar valentine Yustina turun sampai 50%. Bahkan sampai saat ini, baru ada 15 pesanan kue yang masuk ke gerainya. "Penjualan sehari-hari di luar valentine juga turun. Paling hanya dua loyang per hari yang laku," keluhnya.
Untuk meningkatkan kembali penjualan, Yustine punya strategi tersendiri. Agar menarik, kue tar dibuat dan dihias berdasarkan pesanan semata. Sehingga bentuk kue tar tiap pemesan di gerainya selalu berbeda-beda. Diameter kue valentine Yustine sebesar 22 cm. Harganya berkisar antara Rp 200.000 sampai Rp 250.000. Dari harga tersebut, Yustine mengaku mendapat margin sebesar 50%. Harga tersebut naik dari tahun lalu yang berkisar antara Rp 175.000 sampai Rp 225.000 per loyang.
Kenaikan harga kue tar tersebut didasarkan pada alasan karena saat ini harga bahan baku kue seperti gula, terigu dan coklat di pasaran naik. "Mungkin karena kenaikan itu maka pelanggan saya menunda membeli kue tar Valentine," ujarnya lagi.
Menyusutnya pembeli kue tar khusus valentine juga dirasakan oleh Ence Haryanto, Operation Manager La Madeleine Cake Shop di bilangan jalan Ahmad Dahlan Jakarta. Sampai satu minggu menjelang hari kasih sayang, toko ini baru mendapatkan sepuluh pesanan kue tar berbentuk hati.
Ence melihat, para pembeli di tokonya cenderung memilih cokelat praline yang harganya lebih murah. Lantaran harga kue tar buatan La Madeleine dibanderol mulai Rp 180.000 untuk ukuran 18 cm. "Kemungkinan besar karena krisis orang lebih suka menyimpan uang daripada membeli kue," ujarnya. Padahal tahun lalu, penjualan kue tar Valentine di La Madeleine mampu mendongkrak omzet sampai 25%. "Saya tidak tahu bagaimana dengan tahun ini," ujarnya.
Ence memang patut pesimistis. Karena, harga bahan baku kue terutama gula naik tinggi. "Satu bal gula pasir ukuran 50 kilo, biasanya Rp 280.000 naik jadi Rp 350.000," keluhnya. Tak heran jika margin yang didapat Ence menyusut jadi 20% saja. "Margin susut karena harga jual kue tar tidak kami naikkan," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News