Reporter: Evilin Falanta | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Ekspor furnitur rotan masih suram. Hal ini terlihat dari total nilai ekspor furnitur rotan yang terus menurun. Berdasarkan data Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), sepanjang Juni 2011, nilai ekspor rotan turun 26,1% menjadi US$ 60,31 juta dibanding ekspor pada periode yang sama di 2010 yang senilai US$ 81,64 juta.
Ketua umum Asosiasi Mebel Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI), Hatta Sinatra mengaku bahwa kinerja ekspor tahun ini masih melempem. "Sebelumnya, prediksi kita tahun ini ekspor ini bisa membaik, tapi melenceng dari perkiraan karena krisis global yang menghantam Eropa dan Amerika Serikat juga belum kelar," ujar Hatta saat dihubungi KONTAN, hari ini (13/7).
Apesnya, Spanyol dan Italia yang saat ini sedang terlilit krisis utang, termasuk pasar utama ekspor rotan Indonesia. Belum lagi, imbas krisis ekonomi global sejak tahun 2009 hingga sekarang masih dirasakan oleh beberapa negara, oleh karena itu mempengaruhi pula daya beli para importir.
Bagai jatuh tertimpa tangga pula, industri rotan lokal harus berdarah-darah lantaran penguatan rupiah di dalam negeri semakin menyurutkan daya beli. "Dengan kondisi rupiah saat ini menguat di level Rp 8.500 per dollar AS malah membuat daya saing kita lemah. Agar bisa bersaing, posisi aman rupiah di kisaran Rp 9.500 per dollar," jelas Hatta.
Hatta bilang, ada kemungkinan hingga akhir tahun nanti ekspor furnitur rotan akan terus mengalami penurunan. "Makanya, dibutuhkan perhatian dari pemerintah untuk bisa melakukan program revitalisasi industri rotan," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News