Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggunaan rokok elektrik yang juga dikenal dengan vape berkembang pesat saat ini di Indonesia. Mengikuti tren ini, masalah keamanan produk tersebut termasuk kualitas perangkat dan cairan yang dijual di pasar mulai lebih diperhatikan.
Jonathan Ng yang merupakan General Manager RELX Indonesia - salah satu produsen vape paling terkemuka di Asia, juga mengatakan bahwa produsen pod harus melakukan proses uji coba produk sebelum menjualnya ke pasar.
Uji produk akan membantu produsen menghasilkan pod berkualitas tinggi yang aman bagi konsumen. Produk berkualitas tinggi juga akan menghapus kekhawatiran di antara pengguna saat menggunakan produk tersebut.
Baca Juga: Foom Lab siap isi permintaan rokok elektrik yang kian tinggi
“Pod RELX diproduksi di bawah kendali kualitas yang ketat. Produk kami memiliki banyak fitur keselamatan dan kebersihan yang mencegah kebocoran. RELX juga memanfaatkan teknologi termutakhir dalam pengembangan produk, ” jelas Jonathan dalam keterangan persnya, Kamis (23/7).
Lebih lanjut menurut Jonathan, RELX selalu memprioritaskan kontrol kualitas produk-produknya, “Pod RELX tidak hanya diproduksi dengan pemeriksaan kualitas yang ketat di bawah sertifikasi internasional, perangkat kami juga mematuhi berbagai standar di bawah sertifikasi RoHS dan CE, serta bersertifikat CB,” tambahnya
Jonathan juga mengingatkan konsumen dan mereka yang berencana beralih ke vape dari rokok konvensional agar selalu berhati-hati saat memilih pod dan cairan vape karena produk yang tidak melalui pemeriksaan kualitas yang ketat memiliki potensi untuk merugikan pengguna.
“Kami telah melihat peningkatan dalam kasus pemalsuan pods RELX di pasaran. Pods RELX palsu sangatlah berisiko karena tidak dibuat dengan benar, tidak melalui proses uji, bahkan tidak melewati proses control kualitas apapun. Baterai dalam perangkat palsu ini tidak bersertifikat dan dapat dengan mudah meledak, ditambah lagi cairan di dalamnya sangat berpotensi mengandung zat kimia berbahaya. Pod palsu mudah bocor, dan kandungan nikotin di dalamnya tidak sesuai dengan yang tertera pada kemasan,” katanya.