Reporter: Mona Tobing | Editor: Edy Can
JAKARTA. Harga gula yang rendah pada tahun lalu menurunkan kualitas tanaman tebu tahun ini. Penyebabnya karena petani tidak memiliki dana untuk membongkar tanaman tersebut.
Senior Advisor Asosiasi Gula Indonesia Adig Suwandi mengatakan, petani menanam tebu seadanya karena keterbatasan dana. "Jauh dari praktik terbaik," katanya, Rabu (11/3).
Pada 2014 lalu, harga gula pada awal giling 2014 berkisar Rp 8.400 per kilogram (kg). Tetapi harga tersebut terkikis sampai saat masuk pengilingan tinggal Rp 7.800 sampai Rp 7.950 per kg.
Menurutnya, budidaya yang minimalis tersebut berpotensi menurukan produktivitas tebu dari 70,8 ton per hektare (ha) pada tahun 2014 menjadi 68,7 ton pada tahun ini. Cuma, dia mengatakan, potensi penurunan produktivitas tebu masih terselamatkan dengan peningkatan rendemen dari 7,64% menjadi 8,02% akibat cuaca kering.
Karena itu, Asosiasi Gula Indonesia memperkirakan, produksi gula tahun ini stagnan. Selain karena faktor penurunan produktivitas, Asosiasi Gula Indonesia mengatakan ada penurunan areal tebu rakyat di Jawa sebesar 10%. Produksi gula mencapai 2,58 juta ton tidak beranjak jauh dari tahun 2014 sebesar 2,54 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News