Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Produksi industri serat fiber mencatat pertumbuhan 25% pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data dari Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (Apsyfi), pada kuartal pertama tahun ini industri berhasil mencatat realisasi produksi sebesar 175.000 ton serat fiber. Catatan itu tumbuh dari 25% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 140.000 ton serat fiber.
Redma Gita Wiraswasta, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (Apsyfi) mengatakan, realisasi produksi itu ditopang adanya peningkatan kapasitas produksi perusahaan serat fiber.
"Ada anggota kami yang merampungkan investasinya dengan memperbesar kapasitas produksinya yaitu Indorama," ujar pria yang akrab disapa Gita ini, pada KONTAN, Jumat (16/5).
Dengan demikian, saat ini kapasitas produksi industri mencapai 800.000 ton per tahun. Kapasitas produksi tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar 600.000 ton per tahun.
Sementara itu realisasi produksi tahun lalu adalah sebesar 583.000 ton. Tahun ini industri menargetkan produksi sebesar 700.000.
"Memang kami punya total kapasitas 800.000 ton, ada banyak faktor ya apakah dengan kenaikkan TDL, perusahaan hilir pilih impor karena harganya lebih murah, artinya demand tidak bisa sampai 800.000 ton. Jadi, kami masih coba running di 700.000 ton sampai akhir tahun," terang Gita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News