Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) membukukan pendapatan sebesar Rp 2,92 triliun pada kuartal I-2023. Pendapatan tersebut tumbuh tipis dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 2,90 triliun.
Sedangkan jika ditelaah dari sisi volume penjualan semen dan terak, SMCB mencatatkan volume penjualan sebesar 3,14 juta ton atau lebih rendah ketimbang kondisi pada kuartal I-2022 yang mencapai 3,38 juta ton.
Direktur Utama Solusi Bangun Indonesia, Lilik Unggul Raharjo, menyatakan bahwa volume penjualan semen dan terak perseroan mengalami penurunan 8% menjadi 3,1 juta ton selama kuartal I-2023.
Kondisi tersebut didorong oleh tingginya inflasi yang turut mengakibatkan kenaikan harga komoditas, yang berkontribusi pada penurunan permintaan pasar semen domestik hingga terkontraksi -6,5% jika dibandingkan kuartal pertama tahun 2022.
Baca Juga: Holding BUMN Danareksa Pamer Keunggulan dan Promosi Kawasan Industri di Jerman
"Meski pasar domestik terkontraksi, sinergi pengelolaan pasar dan harga yang dilakukan bersama SIG selaku induk usaha, membantu SMCB mempertahankan profitabilitas dan mencatatkan peningkatan pendapatan menjadi Rp 2,92 triliun," ungkap Lilik, dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id pada Minggu (30/4).
Dia melanjutkan, SMCB juga mengalami penurunan laba periode berjalan sebesar 16% menjadi Rp 149 miliar selama periode tiga bulan pertama tahun ini.
Kondisi tersebut dikontribusi oleh peningkatan beban pokok pendapatan akibat tingginya biaya energi khususnya batubara, dan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) untuk proses distribusi.
Tingginya biaya energi dan tantangan penurunan emisi karbon dinilai dapat menjadi peluang industri semen untuk mengarahkan pembangunan lebih berkelanjutan. Terlebih dengan adanya dukungan pemerintah untuk optimalisasi penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan akan membantu terjadinya perubahan cara membangun.
Dalam menjalankan operasional yang efisien dan ramah lingkungan, SMCB menjalankan beberapa program dekarbonisasi.
Baca Juga: Di HM 2023, Industri Lokal Unjuk Teknologi Modern Bidang Permesinan dan EBT
Selain pemanfaatan bahan bakar alternatif termasuk refuse-derived fuel (RDF) untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan emisi karbon dalam proses produksi, perseroan juga disebut Lilik tengah mengembangkan fasilitas energi tenaga surya hingga 7Mwh dengan sistem on grid untuk operasional pabrik, kantor, dan fasilitas pendukung di Pabrik Tuban, Jawa Timur.
"SMCB juga terus dipercaya oleh pemerintah daerah untuk pengerjaan proyek perbaikan jalur bus TransJakarta koridor 1-14, melalui aplikasi SpeedCrete, beton rapid setting yang memungkinkan jalan dapat kembali digunakan hanya dalam waktu 8 jam setelah aplikasi. Keunggulan solusi ini membantu penurunan emisi karbon akibat kemacetan yang disebabkan penutupan jalan karena perbaikan," ujarnya.
Selain solusi-solusi berkelanjutan, SMCB juga berupaya menciptakan peluang melalui proyek pengembangan dermaga dan sarana produksi semen di Tuban yang merupakan salah satu realisasi kerja sama strategis antara SBI dengan Taiheiyo Cement Corporation (TCC).
Baca Juga: Sinergi SBI dan Dinas Bina Marga untuk Infrastruktur Strategis di DKI Jakarta
Proyek pengembangan dermaga yang direncanakan untuk mampu memenuhi permintaan pasar ekspor semen tipe khusus sekitar 500 ribu ton semen per tahun ini, akan melengkapi kemampuan Perseroan untuk memperluas jangkauan pasar ekspor dalam sinergi bersama SIG dan TCC, di samping sinergi kemitraan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News