Reporter: Handoyo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kinerja ekspor udang masih mengembirakan. Mengutip data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) volume ekspor udang pada kuartal I 2014 mencapai 41.500 ton atau naik 21,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni 33.600 ton.
Dari sisi nilai, dalam tiga bulan pertama tahun ini juga menunjukkan peningkatan yang cukup signiifkan. Periode kuartal I 2014, nilai ekspor udang tercatat sebanyak US$ 476,6 juta, atau naik 70% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 285,3 juta.
Saut P Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP, mengatakan, sejak kuartal terakhir 2013, kenaikan harga yang meroket hingga tembus Rp 100.000 per kilogram (kg). "Semua petambak bergembira ria, rejeki besar, tentu juga pedagang perantara dan Unit Pengolahan Ikan (UPI) atau eksportir," kata Saut, Senin (21/7).
Meski demikian, pada bulan Mei-Juni harga udang kembali melandai. Penurunannya dapat mencapai US$ 2 per kg-US$ 3 per kg. Saut mengatakan, walau terjadi penurunan namun petambak sebenarnya masih untung.
Catatan saja, biaya produksi tambak udang sekitar Rp 36.000 per kg-Rp 38.000 per kg. Harga udanmg saat ini berada dikisaran Rp 60.000 per kg-Rp 65.000 per kg. "Jadi masih menguntungkan," kata Saut.
Pasar udang utama seperti Amerika Serikat (AS) juga sudah mulai lagi meningkatkan permintaan. Dengan kondisi tersebut, diharapkan petambak udang di Pantura Jawa, Lampung, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Bali dapat memanfaatkan momentum dengan baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News