Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun ini, pemerintah menetapkan kuota impor beras sebesar 2 juta ton. Hanya saja dari kuota yang ada, saat ini baru akan direalisasikan sebanyak 500.000 ton.
Dimana saat ini proses pemasukan beras impor 500.000 ton yang ditugaskan oleh Bulog tersebut masih terus berlangsung.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Rachmi Widiriani mengatakan, tahap pertama impor memang 500.000 ton. Namun apakah seluruh kuota impor akan digunakan, Rachmi menyebut akan ada evaluasi setelah tahap pertama rampung.
"Betul tahap 1 memang 500.000 ton Nanti kita evaluasi dulu," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (24/5).
Baca Juga: Bersiap Masuk Musim El Nino, Mendag: Jangan Kaget Harga Pangan Naik
Ia menjelaskan, penentuan apakah kuota 2 juta ton akan digunakan seluruhnya berkaca pada beberapa faktor. Diantaranya produksi gabah dalam negeri. Kemudian perkembangan harga, kebutuhan cadangan pangan untuk keperluan intervensi pemerintah dan mitigasi bencana alam.
Selain itu, evaluasi juga memperhatikan bagaimana kondisi iklim dan tentunya penyerapan gabah/beras oleh Bulog di dalam negeri.
"Tentu memperhatikan produksi gabah dalam negeri, perkembangan harga, kebutuhan cadangan pangan untuk keperluan intervensi pemerintah dan mitigasi bencana alam dan anomali iklim dan juga progres penyerapan gabah beras oleh Bulog dari dalam negeri," imbuhnya.
Mengenai kondisi iklim, Rachmi berharap Indonesia tidak ikut merasakan dampak dari fenomena El Nino. Pasalnya fenomena ini, berpotensi menimbulkan kemarau panjang, yang dikhawatirkan berdampak pada produksi gabah/beras dalam negeri.
"Semoga El Nino tidak jadi mampir ya. Sekali-sekali masih ada hujan," harapnya.
Baca Juga: Awas, Beras Impor Bisa Berefek ke Harga Gabah Petani
Rachmi mengatakan, saat ini stok beras dari impor yang ada di gudang Bulog sebesar 248.236 ton. Adapun beras impor yang masuk akan difokuskan untuk cadangan beras pemerintah (CBP).
Sedangkan untuk penyaluran, misalnya untuk bantuan pangan beras akan menggunakan pengadaan dari dalam negeri dahulu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News