kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.409.000   5.000   0,21%
  • USD/IDR 16.717   24,00   0,14%
  • IDX 8.711   77,93   0,90%
  • KOMPAS100 1.194   10,49   0,89%
  • LQ45 855   7,80   0,92%
  • ISSI 311   3,27   1,06%
  • IDX30 442   1,95   0,44%
  • IDXHIDIV20 513   -0,14   -0,03%
  • IDX80 133   1,33   1,01%
  • IDXV30 141   0,50   0,36%
  • IDXQ30 141   0,33   0,23%

Kurangi Impor Bensin, Bahlil Targetkan Bahan Bakar Campur Etanol 10% pada 2027


Selasa, 21 Oktober 2025 / 13:32 WIB
Kurangi Impor Bensin, Bahlil Targetkan Bahan Bakar Campur Etanol 10% pada 2027
ILUSTRASI. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menargetkan penerapan bahan bakar campuran etanol 10% atau E10 dapat mulai berlaku pada 2027.. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan penerapan bahan bakar campuran etanol 10% atau E10 dapat mulai berlaku pada 2027.

Bahlil menyebut kebijakan ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bensin.

"Menyangkut dengan E10 mandatori, kita lagi hitung time schedule yang tepatnya. Nah, sekarang lagi lakukan kajian, apakah mandatori ini dilakukan di 2027, di 2028, atau berapa? Nah, tetapi menurut saya, yang kita lagi desain kelihatannya paling lambat 2027, ini sudah bisa jalan," kata Bahlil di Istana Kepresidenan, Senin (21/10).

Bahlil menjelaskan, pemerintah akan memastikan pembangunan pabrik etanol dalam negeri dapat menopang kebutuhan pasokan campuran bioetanol. Sumber bahan bakunya berasal dari singkong dan tebu, yang juga diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi petani.

Baca Juga: Menteri Zulhas: BBM Etanol 10% Berlaku 2026, Ini Respon Toyota & Dampak di Kendaraan

"Pabrik etanolnya, kita harus bangun dalam negeri. Pabrik etanol ini dari singkong, dari tebu, dan ini mampu menciptakan lapangan pekerjaan," ujarnya.

Bahlil menegaskan, pengembangan bahan bakar campuran etanol merupakan bagian dari upaya memperkuat ketahanan energi nasional. Saat ini Indonesia masih mengimpor sekitar 27 juta ton bensin per tahun.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menyampaikan program E10 akan melalui tahapan uji coba pasar (trial market) selama 2–3 tahun sebelum menjadi mandatori untuk BBM non-subsidi.

"Jadi penerapannya di sekitar 2028, dan itu untuk non PSO dulu," ujar Eniya di Kantor ESDM Jakarta, Selasa (14/10).

Baca Juga: Impor Etanol Diperketat, Pelaku Usaha: Lindungi Petani dan Industri Gula Lokal

Saat ini, PT Pertamina (Persero) tengah melakukan uji pasar untuk Pertamax Green 95, yang mengandung bioetanol 5% (E5). Program tersebut akan berlanjut hingga 2026 untuk menguji kesiapan infrastruktur dan tingkat penerimaan pasar.

Eniya berharap konsumsi produk E5 meningkat signifikan agar dapat menjadi fondasi menuju implementasi E10.

"Tahun depan sudah pasti bergerak untuk E5. Kita harapkan E5 bertumbuh. Saya pinginnya itu konsumsinya makin tumbuh," tambah dia.

Selanjutnya: Prabowo Ungkap Proyek Mobil Nasional, Dana dan Pabrik Sudah Disiapkan

Menarik Dibaca: Promo Indomaret Harga Spesial 21 Oktober-3 November 2025, Sunlight Botol Diskon 25%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×