kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kurangi lahan karet dan teh, PTPN III Holding fokus pada kelapa sawit dan gula


Selasa, 29 September 2020 / 14:36 WIB
Kurangi lahan karet dan teh, PTPN III Holding fokus pada kelapa sawit dan gula
ILUSTRASI. PTPN Grup adalah BUMN yang memiliki lebih dari 1,18 juta hektare lahan di mana terdapat enam komoditas.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding, BUMN yang bergerak di sektor perkebunan, telah menyusun peta jalan (road map) dalam mendukung program food and energy security atau ketahanan pangan dan energi nasional.

Sebagai informasi, PTPN Grup adalah BUMN yang memiliki lebih dari 1,18 juta hektare lahan di mana terdapat enam komoditas yang dibudidayakan yakni kelapa sawit, tebu, karet, teh, kakao, dan kopi. 

Direktur Utama PTPN III Holding, Mohammad Abdul Ghani mengatakan Menteri BUMN menugaskan PTPN untuk mendukung program food and energy security. "PTPN Grup merumuskan road map yang fokus pada dua komoditas, yakni kelapa sawit (kecukupan energi) dan tebu (kecukupan pangan)," jelasnya dalam acara mega-webinar Menuju Indonesia Emas 2045: Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Energi secara virtual, Selasa (29/9). 

Abdul memaparkan ketika manajemen memetakan bisnis PTPN lima tahun belakangan, komoditas teh dan karet memberikan kerugian karena beberapa persoalan. Komoditas karet dipengaruhi harga jual yang turun di tingkat internasional, sedangkan komoditas teh dinilai harus ada perubahan model bisnis. 

Baca Juga: PTPN Grup masuk pasar ritel gula pasir kemasan 1 kg dengan merek andalan per daerah

Di sisi lain, setelah Abdul mencoba mengaitkan antara komoditas teh dan karet dengan peran BUMN sebagai kepanjangan tangan negara dalam program ketahanan pangan dan energi, kedua komoditas itu hanya berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja dan devisa ekspor. Artinya, fungsi teh dan karet tidak terlalu signifikan untuk program ketahanan pangan dan energi nasional. 

Maka dari itu, peta jalan bisnis PTPN lima tahun ke depan adalah mengurangi luas areal perkebunan karet dan teh untuk menambah areal kelapa sawit dan tebu. Tujuan utama yang ingin dicapai PTPN adalah bisa meningkatkan produktivitas CPO dan gula di dalam negeri. 

Mengenai komoditas gula, Abdul mengatakan saat ini areal kebun tebu PTPN seluas 55.000 hektare. Adapun hingga lima tahun ke depan targetnya PTPN bisa meluaskan areal budidaya menjadi 2 kali lipat.  PTPN juga mengajak Perhutani untuk bekerja sama memanfaatkan areal hutan dan mengajak masyarakat untuk budidaya tebu. 

Selain memperluas areal budidaya, PTPN juga akan meningkatkan produktivitas pabrik gula dengan melakukan kolaborasi bersama investor strategis. Seiring dengan produktivitas yang meningkat, Abdul mengatakan tujuan PTPN juga ingin membantu pemerintah menstabilkan harga gula ke konsumen. "Tahun ini kami akan memasarkan gula ritel 40.000 ton mungkin dalam waktu 5 tahun akan menjadi 400.000 ton," kata Abdul. 

Baca Juga: Pemerintah kucurkan investasi ke BUMN Rp 19,7 triliun, untuk apa saja?

Mengenai kelapa sawit, Abdul memaparkan keberpihakan PTPN dalam program kemandirian energi adalah dengan memperluas areal budidaya kelapa sawit, tujuannya untuk meningkatkan produktivitasnya. Abdul mengungkapkan rata-rata saat ini tingkat produktivitas kelapa sawit PTPN sebanyak 4,5 ton per hektar, targetnya 5 tahun mendatang menjadi 5 ton per hektar. 

Menurut Abdul, Indonesia lebih cocok membangun kemandirian energi berbasis bio fuel CPO. Maka target PTPN ke depan adalah bisa masuk ke industri hilir bahan bakar di mana saat ini baru masuk di industri hilir olein.

Abdul bilang saat ini PTPN sudah melakukan MoU dengan Pertamina untuk memenuhi kebutuhan RBDPO di plant Cilacap dan kebutuhan CPO di pabrik Sumatra Selatan, Plaju.  "Dengan terlibatnya PTPN di dalam industri energi terutama biofuel, ke depan kemandirian energi biofuel akan semakin meningkat," kata Abdul. 

Baca Juga: PTPN akan lelang gula sesuai dengan harga eceran tertinggi pemerintah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×