Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anomali cuaca La Nina atau hujan ekstrem akan berdampak pada produktivitas sektor pertanian sawit dalam negeri.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPP Apkasindo) Gulat Manurung mengatakan adanya La Nina akan mengganggu ativitas pertanian kebun sawit karena hujan yang mengakibatkan jalanan rusak parah.
Selain itu, La Nina juga diprediksi bisa menurunkan produksi sawit pada 1 tahun-1,5 tahun ke depan lantaran tidak mendapatkan penyinaran yang maksimal.
"Dampaknya tidak langsung tapi dalam 1 tahun-1,5 tahun kemudian pasti akan berpengaruh karena tidak mendapatkan penyinaran yang cukup," jelas Gulat pada Kontan.co.id, Rabu (27/3).
Baca Juga: ID FOOD Tingkatkan Peluang Ekspor Rumput Laut Ke Tiongkok
Kondisi ini akan memperparah penurunan produktivitas kebun sawit yang sudah tidak optimal selama 1,5 tahun belakangan.
Gulat menegaskan bahwa selama 1,5 tahun belakangan ini produksi kebun sawit rakyat sudah menurun sekitar 40-60% lantaran isu mahalnya harga pupuk dalam negeri. Kenaikan pupuk ini memukul petani sawit sehingga mereka hanya bisa melakukan pemupukan 1/2 dosis saja.
"Sudah produksi menurun karena pupuk, diperparah karena La Nina maka akan semakin turun aktivitas kebun khususnya proses pemanenan Tadan Buah Segar," pungkas Gulat.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena El-Nino akan segera menuju netral, pada periode Mei-Juli 2024. Berakhirnya El-Nino, lanjut BMKG, bakal digantikan oleh kehadiran La Nina dalam skala rendah, pada periode Juli-September 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News