Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan yang melanda pasar batubara membuat PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mencetak penurunan kinerja keuangan hingga kuartal III-2020. Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan BYAN hingga akhir kuartal III-2020 mencapai US$ 1 miliar.
Jumlah ini turun 12,28% (yoy) dibandingkan realisasi pendapatan di kuartal III-2019 sebesar US$ 1,14 miliar. Laba bersih Bayan Resources bahkan turun lebih dalam ketimbang pendapatan tersebut.
Emiten tambang batubara ini meraup laba US$ 108,23 juta pada sembilan bulan pertama tahun ini, anjlok 48,36% atau hampir separuh laba bersih BYAN tahun lalu. Laba bersih Bayan hingga kuartal ketiga tahun lalu masih mencapai US$ 209,57 juta.
Beban pokok pendapatan BYAN sebenarnya menyusut 0,41% menjadi US$ 702,70 juta di kuartal ketiga tahun ini. Begitu pula dengan beban penjualan BYAN yang turun 13,62% menjadi US$ 111,03 juta. Tapi beban keuangan BYAN melonjak 305,83% menjadi US$ 26,42 juta dari sebelumnya hanya US$ 6,51 juta.
Baca Juga: Pasar batubara terdampak pandemi, ini strategi Bayan Resources (BYAN)
Mayoritas pendapatan BYAN di kuartal III-2020 diperoleh dari penjualan batubara ke pasar ekspor sebesar US$ 868,79 juta. Sebagian besar penjualan ekspor BYAN ditujukan ke Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina sebesar US$ 417,35 juta. BYAN juga menjual batubara ke Asia Timur seperti China, Jepang, Korea, Hongkong, dan Taiwan sebesar US$ 284,68 juta.
Selain itu, BYAN menjual batubara ke Asia Selatan seperti India, Pakistan, dan Sri Lanka sebanyak US$ 166,75 juta. Perusahaan ini juga menjual batubara ke pasar domestik sebesar US$ 129,78 juta. Adapun pendapatan BYAN dari sektor nonbatubara tercatat sebesar Rp 4,64 juta hingga sembilan bulan di tahun 2020.
Per kuartal III-2020, liabilitas BYAN mencapai US$ 759,63 juta atau meningkat 15,62% dibandingkan liabilitas perusahaan di akhir tahun 2019 sebesar US$ 658,95 juta.
Baca Juga: Produksi batubara Bayan Resources (BYAN) turun 24% di semester I-2020, ini sebabnya
Kenaikan liabilitas ini terutama berasal dari penerbitan obligasi global sebesar US$ 400 juta pada Januari 2020. Pada akhir September, nilai obligasi terutang BYAN mencapai US$ 394,10 juta.
Salah satu penggunaan obligasi ini adalah untuk membayar pinjaman bank yang jatuh tempo. Selain pos tersebut, BYAN juga memiliki utang derivatif jangka panjang US$ 34,91 juta dan liabilitas sewa jangka panjang US$ 5,64 juta yang tahun lalu belum ada.
Total ekuitas BYAN pada akhir September 2020 mencapai US$ 598,46 juta, turun tipis 3,33% dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu. Sedangkan total aset BYAN naik 6,29% secara year to date menjadi US$ 1,35 miliar.
Baca Juga: Low Tuck Kwong, Orang Terkaya di Indonesia Borong Saham Bayan Resources (BYAN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News