Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Golden Energy Mines Tbk mencatatkan kinerja bottom line yang prima di sepanjang tahun 2020. Sepanjang tahun 2020 lalu, emiten pertambangan batubara berkode saham “GEMS” itu mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga double digit.
Mengutip laporan keuangan perusahaan yang terbit pada Jumat (12/3), GEMS membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 93,93 juta di tahun 2020.
Dibandingkan realisasi tahun 2019 yang sebesar US$ 65,40 juta, perolehan laba bersih GEMS di tahun 2020 tumbuh hingga 43,60% secara tahunan atawa year-on-year (yoy).
Baca Juga: Laba bersih Golden Energy Mines (GEMS) melonjak 43% sepanjang 2020
“Itu (pertumbuhan laba) disebabkan strategi perusahaan dalam cost efficiency, yaitu strategi biaya yang efektif dan efisien,” kata Sekretaris Perusahaan Golden Energy Sudin Sudirman kepada Kontan.co.id, Jumat (12/3).
Kalau ditelisik, pertumbuhan pada sisi laba didapat ketika GEMS mencatatkan penurunan mini pada sisi top line. Tercatat, pendapatan GEMS turun 4,15% yoy dari semula US$ 1,10 miliar di tahun 2019 menjadi US$ 1,06 miliar pada tahun 2020.
Sudin berujar, GEMS sebenarnya mencatatkan kenaikan volume penjualan batubara. Sudin mencatat, volume penjualan batubara GEMS di tahun 2020 mencapai 34 juta ton, sedangkan volume penjualan di tahun 2019 hanya mencapai 31 juta ton.
Kenaikan penjualan tersebut didukung oleh produksi batubara GEMS yang tumbuh dari semula 30,8 juta ton di tahun 2019 menjadi US$ 33,5 juta ton di tahun 2020, ditambah dengan batubara pihak ketiga melalui divisi trading perusahaan.
Namun demikian, realisasi top line pada akhirnya menyusut gara-gara harga jual rata-rata average selling price (ASP) di tahun 2020 yang mengalami penurunan.
Untungnya, GEMS berhasil menekan pengeluaran dan menjaga kinerja bottom line melalui strategi cost efficiency yang dijalankan. Hanya saja, Sudin tidak merinci strategi efisiensi seperti apa yang dimaksud.
“Prinsipnya, semua biaya atau pengeluaran akan diteliti dan dilakukan penghematan. Awal tahun 2020 mulai pandemic Covid-19, kami benar-benar menjalankan program strategi ini. Namun maaf, kami tidak bisa jelaskan satu per satu,” papar Sudin.
Mengintip laporan keuangan perusahaan, pengeluaran GEMS pada sejumlah pos beban memang mengalami penurunan. Beban pokok penjualan misalnya, tercatat turun 8,53% menjadi US$ 682,31 juta di tahun 2020. Sebelumnya, beban pokok penjualan GEMS di tahun 2019 mencapai US$ 746 juta.
Penurunan pengeluaran juga dijumpai pada beberapa pos beban lain seperti misalnya beban eksplorasi, beban umum dan administrasi, serta beban keuangan turun.
Baca Juga: Golden Energy Mines (GEMS) menargetkan produksi 33,4 juta ton batubara tahun ini
Tercatat, beban eksplorasi turun 31,30% yoy menjadi US$ 241.568 di tahun 2020. Mulanya, beban eksplorasi GEMS mencapai sebesar US$ 351.647 di tahun 2019.
Berikutnya, beban umum dan administrasi GEMS turun 5,63% yoy dari semula US$ 65,77 juta di tahun 2019 menjadi US$ 62,07 juta di tahun 2020, sedangkan beban keuangan GEMS menyusut 20,63% yoy dari US$ 11,40 juta di tahun 2019 menjadi US$ 9,04 juta pada tahun 2020.
Per 31 Desember 2020 lalu, aset GEMS tercatat sebesar US$ 813,71 juta. Angka tersebut terdiri atas ekuitas sebesar US$ 349,43 juta dan liabilitas sebesar US$ 464,28 juta.
Sementara itu, kas dan setara kas akhir tahun GEMS untuk tahun buku 2020 tercatat sebesar US$ 202,78 juta. Angka tersebut naik 50,75% dari posisi kas dan setara kas awal tahun untuk tahun 2020 perusahaan yang sebesar US$ 134,50 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News