Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Panca Budi Idaman Tbk membukukan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 147,81 miliar pada sembilan bulan pertama di tahun 2019. Laba bersih ini turun 40,26% secara tahunan atau year on year (yoy).
Sebelumnya, emiten kantong plastik yang memiliki kode saham PBID ini membukukan laba bersih sebesar Rp 247,46 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Direktur Panca Budi Idaman Lukman Hakim menjelaskan bahwa penurunan laba bersih PBID disebabkan oleh ekspansi untuk menggarap pasar Jawa Timur.
Menurut Lukman, saat ini Panca Budi telah memiliki penguasaan pasar sekitar 33% secara nasional. Namun demikian, porsi kontribusi penjualan di Jawa Timur masih terbilang kecil dibanding regional lainnya, yakni hanya sekitar 8% dalam total penjualan.
Baca Juga: Panca Budi Idaman Tbk (PBID) kejar pertumbuhan penjualan 15%
Padahal Jawa Timur memiliki potensi yang menjanjikan bagi produk kantong plastik lantaran jumlah populasi penduduknya yang cukup besar. PBID tidak mau melewatkan kesempatan ini dengan cara melakukan strategi pricing. “Kami memberi potongan harga pada produk-produk kami untuk menghadapi pesaing-pesaing di Jawa Timur,” ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Minggu (10/11).
Menilik laporan keuangan PBID di kuartal III, beban penjualan atau selling expenses PBID naik sekitar 24,12% secara yoy dari yang semula Rp 82,98 miliar di kuartal III tahun lalu menjadi Rp 103 miliar pada kuartal III tahun ini.
Selain itu, beban lain seperti beban pokok penjualan atau cost of goods sold juga naik sebesar 13,47% secara yoy menjadi sebesar Rp 3,05 triliun di kuartal III 2019.
Baca Juga: Gapkindo: Penurunan produksi karet menekan efisiensi biaya produksi industri
Kendati demikian, perbandingan persentase laba bersih dengan penjualan alias net profit margin PBID masih tercatat positif dengan persentase 4,23%. Targetnya, PBID akan menjaga net profit margin di kisaran 6%-7% hingga tutup tahun nanti.
Hingga kuartal III, PBID mencatatkan pertumbuhan penjualan sekitar 10,20% secara yoy dari yang semula sebesar Rp3,16 triliun di kuartal III 2018 menjadi Rp 3,49 triliun pada kuartal III tahun ini.
Lukman mengaku optimis target pertumbuhan penjualan 15% akan tercapai di akhir tahun lantaran adanya momentum natal dan tahun baru yang diyakini dapat mendongkrak penjualan kantong plastik.
Baca Juga: Sentimen antiplastik masih membayangi industri plastik
Selain itu, Lukman menilai bahwa penguasaan pasar Panca Budi atas produk kantong plastik masih berpotensi untuk terus ditingkatkan. “Pangsa pasar kami baru 30%-33%, jadi masih ada room 70%,” kata Lukman.
Sebagai informasi, selain menjual kantong plastik, PBID juga menjual bijih plastik dan lain-lain. Namun demikian, penjualan kantong plastik masih mendominasi total penjualan Panca Budi di kuartal III 2019, yakni sebesar Rp 1,94 miliar atau setara 55,74% dari total penjualan. Sementara itu sekitar 44,36% sisanya berasal dari penjualan bijih plastik dan lain-lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News