Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sesuai laporan keuangan hingga 30 September 2019, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan laba bersih Rp 1,57 triliun di kuartal-III 2019 dengan rasio laba bersih 8,57% atau tumbuh 48,31% dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Hingga September 2019, Perseroan telah mencatatkan kontrak baru sebesar Rp25,74 triliun. Perolehan tersebut tumbuh 1,64% dikomparasikan dengan perolehan kuartal-III tahun 2018.
Baca Juga: Wijaya KArya (WIKA) Bidik Proyek Bandara di Taiwan Senilai Rp 9,87 Triliun
Adapun jika ditilik dari pemberi kerja, kontribusi kontak baru terbesar datang dari private sector 46%; BUMN 40%; overseas 10%, dan pemerintah 4%.
Dari perolehan kontrak baru tersebut, lini bisnis yang paling berkontribusi (secara berturut-turut berdasarkan porsi terbesar) yaitu: infrastruktur & gedung, energi & industrial plant, industri, dan properti.
Pada kuartal III-2019 ini pula, Perseroan mencatatkan nilai gearing ratio, atau rasio antara hutang berbunga dibandingkan dengan ekuitas sebesar 1,19x. Nilai rasio tersebut terbilang masih rendah jika dibandingkan dengan batas utang perusahaan (covenant) pada level 2,5x.
Hal tersebut menggambarkan bahwa kondisi keuangan Perseroan dalam kondisi sehat dan memiliki ruang yang besar untuk melakukan ekspansi bisnis ke depan.
Raih Juara 1 International Year in Infrastructure 2019
Bertempat di Singapura, Kamis (24/10) lalu, WIKA kembali mengharumkan nama Indonesia dalam ajang, International Year in Infrastructure 2019. Hal itu diejawantahkan dengan berhasil tampilnya WIKA sebagai juara utama dalam kategori “Going Digital Advancements in Bridges”
Penghargaan sebagai pemenang pertama diserahkan langsung oleh Senior Director, Construction Operation Bentley, Mark Hattersley kepada Fery Safaria, Manager Engineering Departemen Sipil Umum I WIKA.
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) bidik proyek bandara di Taiwan senilai US$ 700 juta
Turut hadir mendampingi dan menyaksikan penganugerahan tersebut antara lain, Manager Divisi Operasi Departemen Bangunan Gedung Roem Olifwan, Manager BIM Romi Ramadhan, Manager Engineering Tjatoer Wahyudi dan Rizky Yusuf Ramadhan, Bridge BIM Engineer.
"Pencapaian ini menunjukkan pengakuan dunia terhadap kinerja dan performa tim BIM WIKA. Ke depan, WIKA akan semakin fokus mengoptimalkan penerapan teknologi ini sehingga meningkatkan nilai tawar untuk dapat mengembangkan bisnis di sektor konstruksi" terang Fery Safaria dalam keterangannya, Kamis (31/10).
Pada event kompetisi infrastruktur global tahunan bergengsi, yang berlangsung selama 21-24 Oktober 2019, WIKA yang diwakili oleh Fery Safaria dan Rizky Yusuf Ramadhan berhasil memaparkan dengan gamblang Proyek Design and Build Harbour Road 2 yang memiliki kompleksitas, konsistensi dan kontinyuitas inovasi, efisiensi serta kemandirian BIM yang implementatif guna mengembangkan solusi.
Baca Juga: Baru capai 41,63% target kontrak baru, Wijaya Karya masih bidik proyek Rp 35 triliun
WIKA berhasil mengungguli 2 finalis dari Italia, Italfer S.p.A dan Shenzen Municipal Design & Research Institute, co, Ltd., dari Tiongkok. Sebagai informasi, ajang International Year of Infrastructure 2019 ini diikuti oleh 60 negara di dunia, 440 organisasi dan 571 nominasi proyek.
Prestasi juara 1 yang ditorehkan WIKA pada ajang International Year in Infrastructure 2019 adalah kali kedua dalam dua tahun terakhir.
Pada ajang yang berlangsung di Inggris tahun 2018 lalu, WIKA menjadi wakil Indonesia pertama yang berhasil masuk nominasi sekaligus tampil sebagai pemenang kategori Environmental Engineering untuk penerapan Building Information Modelling (BIM) di proyek perencanaan penanggulangan bencana longsor di Bogor serta kategori Bridges untuk penerapannya pada proyek pembangunan Flyover Teluk Lamong.
Baca Juga: Gencar kejar kontrak baru, Wijaya Karya optimistis arus kas positif di akhir tahun
Pengakuan dari perusahaan global sekelas Bentley, menunjukkan bahwa BIM saat ini telah memainkan peran penting bagi keberhasilan proyek WIKA. Penerapannya terbukti mampu memberikan perencanaan yang lebih akurat dan menghasilkan efisiensi dari segi waktu pengerjaan maupun biaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News