Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan properti tidak akan terlalu fokus menambah pundi-pundi kepemilikan lahan (landbank). Di tahun Anjing Tanah ini, beberapa perusahaan properti menjadwalkan lebih berkonsentrasi untuk mengembangkan proyek.
PT PP Properti Tbk misalnya. Emiten berkode saham PPRO di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini akan lebih gencar mengembangkan proyek-proyek yang dimiliki. Penambahan landbank tidak menjadi prioritas perusahaan ini.
Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti, mengatakan, setidaknya ada 26 proyek yang akan dikembangkan tahun 2018. Salah satunya pengembangan Aero City yang berada di kawasan Bandara Kertajati, Jawa Barat.
Untuk mendukung proyek Aero City tersebut PP Properti telah merampungkan akuisisi lahan seluas 70 hektare (ha) di wilayah Kertajati, Jawa Barat seluas 70 hektare (ha). "Kami sedang fokus melakukan pembebasan lahan di Kertajati. Dan tahun 2018 kami betul-betul selektif dalam pengadaan lahan," kata Indaryanto saat dihubungi KONTAN, Jumat (5/1).
Tercatat, hingga saat ini total landbank milik PP Properti mencapai 297 ha. Jumlah itu dirasa sudah cukup untuk pengembangan proyek yang direncanakan tahun ini
Hanya konsolidasi
PT Ciputra Development Tbk juga tidak terlalu agresif menambah lahan baru. Harun Hajadi, Direktur Ciputra Development mengatakan, pihaknya belum memiliki rencana mengakuisisi lahan baru pada tahun ini. "Itu dasarnya harus lokasinya tepat, harganya masuk dan bisa dipasarkan," ujar Harun.
Saat ini, emiten saham pemilik kode CTRA di BEI itu belum memiliki target tertentu untuk menambah landbank. Perlu diketahui, total landbank perusahaan ini telah mencapai 3.000 ha.
Menurut Harun, di proyek besar, perusahaan ini tetap membeli tanah di sekitar lokasi untuk terus memperbesar proyek. "Kalau proyek-proyek kecil biasanya sulit karena lokasi biasanya terletak di area padat. Sehingga kita mencari landbank di area baru untuk menjadi proyek baru," kata Harun.
Tahun ini, Ciputra Development berharap dapat meluncurkan proyek-proyek apartemen baru yang berada di beberapa tempat. Seperti Bandung dengan luas 3 ha, Pulo Gadung 13,5 ha dan Surabaya seluas 6,5 ha.
Semua proyek tersebut sudah memiliki lahan yang cukup siap lantaran sudah diakuisisi beberapa tahun lalu. "Persiapannya saja yang memakan waktu, misalnya pembuatan lahan perizinan, dan pemberesan infrastruktur sekitar," kata Harun.
Kendati begitu, Harun belum bersedia merinci secara jelas berapa nilai investasi yang disiapkan untuk mengembangkan proyek tersebut. Serta kapan rencana ground breaking.
Sementara, Adrianto P Adhi, Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk mengatakan, landbank yang dimiliki oleh perusahaan properti ini masih mencukupi. "Kami belum ada rencana untuk menambah lagi," ujarnya.
Pengembang properti besar lain juga menempuh cara serupa. Theresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk (DILD) mengungkapkan, tahun 2018 perusahaan ini tidak memiliki target khusus terkait menambah landbank. "Hanya konsolidasi saja untuk landbank yang sudah dimiliki," ujar Theresia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News