Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Markus Sumartomjon
TANGERANG. Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) belum menunjukan hasil yang positif dengan mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 283 juta di semester 1 tahun ini.
Supaya kinerja maskapai ini bisa stabil, Pahala N. Mansury, Direktur Utama Garuda Indonesia akan menahan laju ekspansi terkait penambahan armada pesawat selama dua tahun ke depan.
"Kami sudah negosiasi dan menyetujui dengan produsen pesawat untuk delivery di 2018 dan 2019 sudah ada, tapi 2017 masih tahap negosiasi akan ditunda atau seperti apa," terang Pahala saat konferensi pers dengan media di Jakarta, Kamis (27/7).
Pahala menambahkan, saat ini pihaknya sudah menerima satu pesawat jenis ATR bagi Garuda Indonesia. Sejatinya, bakal ada satu tambahan pesawat lagi tahun ini, tapi kepastian pengiriman bakal dibicarakan dengan produsen pesawat.
Selain menahan penambahan armada, maskapai ini juga akanĀ mengoptimalisasi armada yang sudah dimiliki demi target efisiensi sebesar US$ 100 juta hingga akhir tahun.
Beberapa cara efisiensi yang dilakukan adalah menambah 79 kursi untuk jenis pesawat Boeing 777-300ER. Selain itu, renegoisasi dengan para manufaktur dan lessor sebagai supplier perakitan pesawat terkait kebijakan leasing.
Langkah lain adalah perbaikan koneksi penerbangan jarak jauh. Dalam seminggu Garuda melakukan sembilan penerbangan jarak jauh, tapi baru tiga rute yang melakukan penerbangan langsung (direct).
Nah, Oktober nanti, Garuda berharap bisa melakukan enam penerbangan internasional secara langsung.
"Itu kan winter season ya istilahnya. Ya, summer season 2018 sudah bisa 9 penerbangan lah," tambah Pahala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News